Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Rabu, 16 September 2020 | 14:42 WIB
Orangtua pembunuh Keysya (Capture Youtube Inews)

SuaraBanten.id - Bocah kembar berusia 8 tahun, Keysya ternyata sering digebuki ibunya sendiri. Bahkan ada foto-foto Keysya yang menampilkan wajah Keysya babak belur.

Mata Keysya bengkak. Bahkan mulutnya juga memar. Keysya dianiaya dengan cara mencubit, memukul bahkan dipukul dengan gagang sapu.

Kabidhumas Polda Banten, Kombes Pol. Edy Sumardi menjelaskan foto-foto itu sudah dipegang kepolisian.

"Menurut pengakuan ibu kandung, korban sering dianiaya dan penyidik menemukan file foto di hp pelaku dengan kondisi korban lebam mata dan bengkak mulut," beber Edy.

Baca Juga: Sebelum Penemuan Mayat Keysya, Polisi Temukan Foto Sebelum Korban Dikubur

Pembongkaran makam Keysya. (capture)

Kasus pembunuhan ini bermula dari laporan aparat desa dan warga.

Saat itu ada yang warga ziarah pada 12 September 2020 ke TPU Gunung Kendeng.

Warga curiga karena menemukan makam baru yang tidak ada batu nisannya dan tidak ada info ada warga sekitar yang meninggal baru-baru ini.

Polisi pun mencari tahu. Hasilnya, Kasat reskrim Polres Lebak mendapatkan informasi dari Polsek Metro Setia Budi Jakarta Selatan, bahwa ada laporan orangtua yang kehilangan anaknya dengan ciri-ciri sama seperti mayat yang ditemukan terkubur.

Kontrakan tempat bocah Keysya dibunuh kedua orang tuanya. (Suara.com/Irfan Maulan)

“Dari hasil informasi tersebut petugas mendatangi alamat yang melaporkan diduga laporan palsu tersebut. Lalu Satreskrim Polres Lebak mengamankan orang tua pelaku LH (ibu kandung korban) dan IS (ayah korban) di rumah kontrakan pada hari Minggu dini hari (13 September 2020) di Jalan Assofa Raya, Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat,” ungkapnya.

Baca Juga: Dibunuh saat Belajar Online, KPAI: Mayat Keysya Dibawa Ortunya Pakai Kardus

Berdasarkan hasil interogasi penyidik, orangtua korban mengakui telah menganiaya korban.

Sehingga mengakibatkan meninggal dikarenakan kesal dan gelap mata terhadap korban dikarenakan susah menangkap pelajaran melalui online.

Load More