SuaraBanten.id - Hidup di tengah kondisi yang sulit, apalagi di masa Pandemi Covid-19 tentunya membuat kehidupan lansia menjadi berat. Kenyataan itu pula yang dialami Jahrani, pria berumur 74 tahun yang tinggal seorang diri di rumah yang berada di Kampung Priuk RT 05/RW 010 Desa Singamerta Kecamatan Ciruas Kabupaten Serang.
Meski demikian, Jahrani kini hanya bisa merangkang. Pun jika ingin bergerak untuk beraktivitas, diakuinya cukup sulit.
Kondisi Jahrani saat ini, tak terlepas dari peristiwa kecelakaan yang terjadi beberapa tahun silam dan membuat pinggul kanannya cedera, karena tertabrak motor. Sehingga, kini dia tak lagi kuat untuk beraktivitas normal.
Saat masih sehat dan kuat, Jahrani berjualan cobek atau ulekan dari batu.
"Pertamanya itu sakit, jualan cobek gitu yah, ketabrak motor. Tapi enggak tanggung jawab yang nabraknya itu, sudah lama, tiga tahunan. Pas mau dipijat enggak Mang Jahrani-nya tuh, tapi berobat mah berobat, pulang ajah udah," kata keponakan Jahrani Bakriah (40) saat ditemui pada Jumat (12/06/2020).
Untuk buang air besar dan kecil, Jahrani tidak bisa ke kamar mandi sendiri. Dia melakukan aktifitasnya di atas kasur. Setiap hari ada dua orang yang mengurusnya secara bergantian, yakni Santijah (60) dan Bakriah (40).
Keduanya pun membagi tugas, Bakriah bertugas memasak dan memberi makan Jahrani. Sedangkan Santijah membersihkan tinja, rumah dan memandikan kakaknya.
"Emang tinggal sendirian di sini mah, enggak mau ditemenin. Saudara banyak di sekitar sini, diurusin juga sama keluarga, sama warga, gantian aja. Tapi yang tiap hari teteh (Bakriah) sama nenek ini (Santijah)," jelasnya.
Selain itu, kondisi penglihatan dan pendengaran yang sudah merosot semakin membuat kondisinya mengenaskan. Diakuinya, sejak memasuki masa pandemi, para tetangga yang biasanya memberikan makanan juga mulai jarang datang.
Baca Juga: Kelaparan Akibat Pandemi Corona, 1000 Merpati Mati di Masjid Biru
Dalam kondisi lapar dan seringkali terbaring di kasur tua, kakek Sarani mengganjal perut dengan kapuk dari bantal dan kasurnya yang usang untuk menghilangkan rasa lapar.
Santijah mengaku sebenarnya sang kakaknya mendapat bantuan Jaring Pengaman Sosial (JPS) dari Pemrov sebesar Rp 500 ribu, namun tidak bisa diambil.
"Dapat Bantuan Corona mah, Rp 500 ribu. Lagi bikin surat kuasa dulu biar bisa diambil," kata Santijah.
Untuk diketahui, Kisah Kakek Jahrani awalnya diunggah oleh akun Facebook Sopia Imaliawati. Namun postingannya telah dihapus oleh pemilik akun.
Kontributor : Yandhi Deslatama
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Terkini
-
Skandal Jatah Proyek Rp5 T Dibongkar, Ini Rincian Tuntutan 5 Terdakwa yang Bikin Geger
-
Buronan Kredit Fiktif Bank Plat Merah Pandeglang Tertangkap!
-
5 Hotel Terbaik di Sentosa Singapura, Akses Mudah dengan Kamar yang Nyaman
-
Kontaminasi Cesium-137 di Cikande, Bagaimana Nasib Warga?
-
Bukan Darah, Kali di Rawa Buntu Tangsel Tiba-tiba Berwarna Merah Pekat