Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Senin, 20 April 2020 | 07:25 WIB
Yuli Nur Amalia ibu miskin di Kota Serang saat dikunjungi Muji Rohman, Anggota DPRD Kota Serang, Sabtu, 18 April 2020.(BantenHits.com/ Mahyadi)

SuaraBanten.id - Lagi warga Banten kelaparan. Kali ini dialami Yuli Nur Amelia (42). Dia bersama suami dan empat anaknya harus menjalani hari-hari yang menyedihkan selama Provinsi Banten dalam status KLB virus corona.

Yuli dan keluarga selama ini hanya bergantung dari penghasilan suami mengangkut sampah. Dia harus menahan lapar selama dua hari hanya dengan minum air putih.

Rumah reotnya di Kelurahan Lontarbaru, Kecamatan Serang, Kota serang. Yuli tak henti-hentinya menangis.

Yuli bercerita suaminya awalnya bekerja serabutan dengan penghasilan Rp 20ribu sampai Rp 25 ribu per hari.

Baca Juga: Viral Petugas Covid-19 Bentak Karyawati Toko, Caranya Malah Diprotes Publik

“Sekarang suami diajak temennya ngangkut sampah dari perumahan," ujar Yuli sambil meneteskan air mata sebagaimana dilansir Bantenhits.com (jaringan Suara.com).

Wabah virus Corona membuat perekonomian keluarga Yuli semakin terpuruk. Sang suami yang biasanya berpenghasilan setiap hari, kini hanya bisa memberi uang dua hari sekali. Akibatnya, Yuli dan empat anaknya harus kuat selama dua hari hanya meminum air putih untuk menahan lapar.

“Semenjak ada corona ini sebelumnya buat beli beras cukup. Sejak ada corona ini kurang, dua hari tidak makan lemas. Alhamdulillah Jumat lalu ada bantuan,” ungkap Yuli.

Sambil terus meneteskan air mata, Yuli mengisahkan perjalanan hidupnya yang terus dilanda kesulitan. Sampai-sampai satu anaknya yang perempuan harus putus sekolah karena tidak punya biaya.

“Satu (lulus) sampai SMP saja, yang satunya SMP kelas dua berhenti (tak ada biaya),” ucapnya.

Baca Juga: Kepedulian Bepe di Tengah Pandemi, Lelang Sepatunya yang Paling Spesial

Yuli mengaku, selama anaknya bersekolah, dia terus-terus menjadi korban ledekan dan bullying karena berasal dari keluarga miskin.

Load More