SuaraBanten.id - Pemprov Banten memastikan bakal menanam puluhan ribu bibit pohon jengkol di Desa Cimangray Kecamatan Gunungkencana Kabupaten Lebak. Langkah tersebut dilakukan, lantaran tanaman tersebut menyumbang salah satu inflasi tertinggi di Provinsi Banten.
Untuk diketahui, jengkol atau jering selama ini dikenal merupakan salah satu komoditas unggulan Pemprov Banten.
“Kita akan mulai dengan menanam di area seluas 300 sampai 1.000 hektare. Untuk lahan 300 hektare saja dibutuhkan bibit pohon jengkol sebanyak 75.000 pohon,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Provinsi Banten Agus Tauchid seperti dilansir Bantennews.co.id-jaringan Suara.com pada Rabu (22/1/2020).
Tak hanya itu, pihak Distanak Banten juga telah memetakan wilayah tanam, yang nantinya akan melakukan pengembangan plasma nutfah pohon jengkol sebanyak 10 ribu batang di Cirinten dan Gunung Kencana, Lebak.
“Benih berlabel baru Juni pengadaan plasma 10 ribu batang,” kata Agus.
Sebelumnya, Agus mengemukakan, Gubernur Wahidin Halim melihat banyak lahan yang belum dimanfaatkan di Banten. Di sisi lain, jengkol merupakan tanaman rakyat yang belum terprogram dan menyumbang inflasi cukup besar lima tahun terakhir.
“Tujuan utama penanaman jengkol ini karena sebelumnya tidak terprogram. Padahal jengkol merupakan tanaman rakyat yang punya potensi ekonomi ekonomi yang hebat. Bayangkan di lima tahun terakhir, jengkol menyumbang inflasi paling tinggi. Bisa dicek di (pasar) Rau (jengkol) minimal Rp 40 ribu per kilogram. Bandingkan dengan unggas. Jengkol di atas daging ayam,” jelasnya.
Untuk tahap awal, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Kelompok Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) serta masyarakat tani untuk mengelola proyek tersebut.
“Kami akan bantu dari APBD 100 hektar senilai Rp 165 juta, sisanya dikelola swasta. Nanti konsepnya bisnis to bisnis,” kata dia.
Lebih lanjut, dia mengaku optimis program tersebut bisa berjalan. Selain mudah perawatannya, jengkol merupakan varietas tanaman yang dinilai tidak berdampak merusak pada lingkungan.
Baca Juga: Petai dan Jengkol Berpotensi Jadi Sumber Pertumbuhan Ekonomi Baru di Banten
Dengan masa panen cukup panjang yakni sekitar enam tahun, petani juga akan menggarap padi gogo melalui sistem tumpang sari.
“Jengkol punya fungsi konservasi. Bisa ngejo luwung hejo (bisa makan tanpa merusak lingkungan),” katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Skandal Jaksa Nakal Banten Terbongkar! Kejagung Sikat 3 Anak Buahnya Sendiri
-
Kasus Pembunuhan Anak 9 Tahun di Cilegon Belum Terungkap, Bikin Masyarakat Resah
-
Viral Pernyataan Abah Aos Soal Kopiah Hitam Haram, Tokoh Ulama Banten: Hati-hati Sesat!
-
Langit Panimbang Berubah Merah Darah, Warga Pesisir Pandeglang Dilanda Kecemasan
-
Tips Sewa Mobil Aman dan Terjangkau untuk Bepergian Jauh