Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Rabu, 09 Oktober 2019 | 17:58 WIB
Ilustrasi Pilkada. [Shutterstock]

Sedangkan potensi Nabil, yang kemungkinan besar akan diusung oleh PDIP, memiliki modal lima kursi legislatif di DPRD Kabupaten Pandeglang. Lantaran ada sokongan kuat orangtuanya yang juga tokoh partai berlambang banteng itu.

"Partai Golkar ada tujuh kursi yang masih belum bersikap. Komunikasi politik nampaknya akan terus dibangun dengan DPD Partai Golkar Banten," katanya.

Uday menjelaskan, untuk membaca dan mengetahui kekuatan peta politk Trah Rau bisa dilihat dari rekam jejak pilkada sebelumnya. Pada tahun 2010, saat itu Erwan Kurtubi bersama Heryani (istri Chasan Sohib sekaligus Ibu Ratu Atut), berhadap-hadapan dengan Irna-Apud Mahfud, hasilnya Irna tumbang.

Kemudian di Pilkada 2015. Irna menggandeng Tanto Warsono Arban sebagai wakilnya, yang notabene menantu Ratu Atut, dan akhirnya menang.

Baca Juga: Kenapa Pilkada Serentak 2020 Digelar di Tanggal 2 Digit, Bukan 1 Digit?

Meski begitu, jangan dilupakan keberadaan parpol yang kekinian belum menentukan sikap. Seperti PKB yang mengantongi enam kursi legislatif. Catatan menarik untuk PKB datang dari salah satu kadernya, Thoni Fathoni Mukson, yang pernah menegaskan akan melawan Irna Narulita dalam Pilkada.

Selain PKB, masih ada partai lain seperti PPP yang mengantongi lima kursi, PAN tiga kursi, PBB satu kursi, dan Perindo satu kursi.

Ada juga Gerindra dengan raihan tujuh kursi legislatif di DPRD Pandeglang. Seperti halnya PKB, Ketua DPD Gerindra Banten Desmon J Mahesa pernah menyatakan akan menggandeng JB dalam Pilkada dan mengaku sakit hati dengan Irna Narulita.

"Tinggal kita lihat dalam beberapa waktu ke depan, bagaimana sikap Partai Golkar dan siapa yang akan disokong," jelasnya.

Kontributor : Yandhi Deslatama

Baca Juga: Persiapan Pilkada Serentak 2020, Mendagri: Daerah Segera Susun Anggaran

Load More