SuaraBanten.id - Pembunuh satu keluarga di Serang, Banten masih misterius. Sosok bertopeng sebanyak 2 orang sementara jadi petujuk sosok pembunuh Rustiadi dan anaknya, Alwi yang masih berusia 4 tahun.
Saksi kunci pembunuhan satu keluarga itu, yang juga istri Rustiadi, Siti Saadiah masih terbaring lemah di rumah sakit. Dia tak luput dari pembantaian itu.
Polisi menduga dua pelaku yang membunuh Rustiadi dan Alwi dilakukan terencana. Dugaan tersebut diperkuat saat pelaku beraksi menggunakan topeng ketika masuk ke rumah korban di Kampung Gegeneng, Desa Sukadalem, Kecamatan Waringin Kurung, Kabupaten Serang, Banten.
"Menurut saksi korban, istrinya itu, sempat berbicara sedikit, menyampaikan bahwa pelaku yang mengetuk pintu depan sudah menggunakan penutup muka. Sehingga sudah dipastikan pembunuhan ini berencana," kata Kapolres Serang AKBP Firman Affandi saat ditemui di Mapolsek Warungin Kurung pada Selasa (13/08/2019).
Berdasarkan keterangan Siti kepada petugas, kedua pelaku datang ke rumah korban pada Selasa (13/8/2019) dini hari, sekitar pukul 02.00 WIB.
Pisau salah satu pelaku mengenai bibir Siti Saadiah. Siti kemudian berteriak dan suaminya, Rustiadi terbangun. Salah satu pelaku menusukkan pisaunya sebanyak tiga kali ke arah punggung Siti. Sedangkan sang anak yang diduga menangis, dihabisi nyawanya oleh pelaku. Kemudian, Rustiadi dihabisi nyawanya oleh para pelaku.
Dugaan sementara, Rustiadi dan Siti sempat membela diri dan bertarung dengan kedua pelaku. Salah satu pelaku pun diduga terluka, hal ini terlihat dengan adanya jejak darah di luar rumah korban.
"Menurut saksi sempat terjadi pertarungan. Di dalam rumah terdapat kotoran tinja, itu kemungkinan milik korban. Kemungkinan dicekik. Ada bercak darah di luar rumah, kemungkinan darah pelaku," jelasnya.
Baca Juga: Pembunuhan Satu Keluarga di Banten, Diduga Telah Direncanakan
Siti Saadiah sempat berteriak minta tolong setelah dibantai di rumahnya. Pembantaian itu menyebabkan suami dan anaknya tewas. Siti sempat meminta tolong dalam kondisi luka di bagian pipi sebelah kanan, di bawah dagu dan belakang punggung.
Hal itu diceritakan Padlun (35) keponakan korban dan anak dari saksi mengaku mengetahui kejadian tersebut sekitar pukul 08.00 WIB setelah ramai akan warga yang melihat kondisi korban.
“Ibunya sih sempat sadar masih minta tolong minta tolong (dalam kondisi luka) robek bagian mulut dan bagian janggut, kayanya mau disembelih tapi melawan,” ujar Padlun di kantor Polsek Waringin, Kabupaten Serang, Selasa (13/8/2019) siang.
Ia mengatakan kondisi korban Siti malam itu sudah dalam keadaan lemas karena mengeluarkan banyak darah. Sementara suaminya Rustiadi tewas dengan luka bacok di kepala.
“Kalau anaknya tidak ada luka mungkin di banting,” katanya.
Padlun mengungkapkan, saatbhendak dibawa ke rumah sakit, Siti sempat menyebut malam itu ada dua orang yang memakai penutup muka.
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Debt Collector Jadi Tersangka, Dituduh Lawan Polisi saat Penarikan Kendaraan
-
Bukan Cuma Anyer, Ini Bocoran 4 Spot Anti Mainstream Banten yang Rasa Liburannya Beda Jauh!
-
Consumer BRI Expo 2025: Dari Rumah hingga Korea, Semua Bisa Didapat di Sini!
-
Momen Horor Pernikahan di Tangsel: Mobil Klasik Pembawa Pengantin Tiba-tiba Jadi Abu
-
Viral MBG Ditolak! Wali Murid SD 'Anak Pajero' Serang Protes: Kenapa Harus Sekolah Kami?