Bahkan, dalam pantauan di lokasi, massa sempat meluapkan amarah kepada petugas Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Bogor yang terkesan melakukan pembiaran.
Pemandangan warga sipil yang memutarbalikkan paksa truk-truk raksasa adalah tamparan keras, sebuah potret nyata ketika aparat yang seharusnya bertugas justru absen.
Ketika sebuah aturan hanya menjadi pajangan, wargalah yang harus membayar harganya. Dan harganya tidak murah.
"Kerugian masyarakat banyak, karena kalau dihitung dampak aktivitas kendaraan ini kerap kali menimbulkan korban jiwa bahkan polusi dari kendaraan itu," ungkap Tama, dilansir dari Antara.
Baca Juga:Kesabaran Warga Habis: Puluhan Truk Tambang Monster Dihadang Paksa di Perbatasan Tangerang-Bogor
Setiap hari, warga harus bertaruh nyawa di jalanan yang sama dengan monster-monster jalanan ini. Setiap hari pula, mereka harus menghirup debu pekat yang mengancam kesehatan pernapasan.
Ini adalah konsekuensi langsung dari kegagalan sistemik untuk membuat sebuah peraturan benar-benar berwibawa.
Warga menegaskan, aksi mereka akan terus berlanjut sampai ada tindakan nyata. Mereka tidak lagi percaya pada janji, mereka butuh bukti.
"Makanya kita minta tolong untuk petugas bertindak tegas. Tegaskan peraturan dan tertibkan jangan begitu saja," pungkasnya.
Baca Juga:Ribuan Kendaraan 'Serbu' Banten Karena Program Pembebasan Pajak