SuaraBanten.id - Sebuah program cek kesehatan gratis yang digelar pemerintah di SMAN 6 Kota Tangerang Selatan (Tangsel) justru membongkar sebuah fakta yang mengkhawatirkan.
Di balik keceriaan para siswa, ternyata tersimpan berbagai masalah kesehatan yang tak terdeteksi, mulai dari tekanan darah tinggi hingga gejala depresi ringan.
Temuan ini menjadi semacam "alarm" dari lingkungan sekolah, menunjukkan adanya potensi krisis kesehatan fisik dan mental di kalangan remaja yang selama ini luput dari perhatian.
Salah satu kasus yang paling menjadi sorotan adalah pengakuan seorang siswi SMAN 6 Kota Tangsel, Elok Albania Diyas. Setelah melalui serangkaian pemeriksaan, ia mendapatkan diagnosis yang tak pernah ia duga sebelumnya.
Baca Juga:Ironi Pendidikan, Meja dan Kursi SMKN 8 Tangsel Datang Usai Kisah Lesehan Siswa Viral
"Tadi aku didiagnosa depresi ringan mungkin karena suka tidur terlalu malam. Ternyata mata aku juga minus dan aku harus cek ke dokter mata," ungkapnya pada Senin, 4 Agustus 2025.
Pengakuan Elok ini menjadi bukti nyata bahwa masalah kesehatan mental bisa menyasar siapa saja, bahkan di lingkungan sekolah yang tampak normal. Meski kaget, ia mengaku bersyukur dengan adanya program ini.
"Setelah diperiksa aku seneng, karena aku jadi tahu, aku punya keluhan apa dan aku harus cek lebih lanjut dikeluhan apa," katanya.
Temuan mengkhawatirkan ini tidak hanya berhenti pada satu siswa. Kepala Kantor Komunikasi Presiden, Hasan Nasbi, yang meninjau langsung kegiatan tersebut, menyaksikan sendiri berbagai masalah kesehatan lain yang dialami para siswa.
Ia menemukan adanya siswa dengan tekanan darah tinggi hingga masalah pada gigi dan telinga.
Baca Juga:Tangsel Bakal Buang Sampah ke TPA Bangkonol Pandeglang
"Pemeriksaan tinggi badan bagus, kesehatan badan bagus, tapi di gigi ada yang banyak masalah, tekanan darahnya ada tinggi. Ada 2 anak yang saya lihat langsung tensi darahnya tinggi," kata Nasbi usai meninjau lokasi.
Ia bahkan menceritakan kasus spesifik mengenai masalah telinga yang disebabkan oleh kebiasaan yang salah saat membersihkannya.
"Edukasi seperti ini diperlukan, agar para siswa tahu cara menjaga kebugaran," terang Nasbi.
Program Cek Kesehatan Gratis ini, menurut Nasbi, merupakan langkah proaktif pemerintah untuk menjemput bola dan memastikan kondisi kesehatan generasi muda.
Targetnya sangat ambisius, yakni menyasar hingga 53 juta anak muda di seluruh Indonesia.
"Hari ini pemerintah jemput bola datang ke sekolah-sekolah. Di SMAN 6 Kota Tangsel ada 1.250 siswa dan anggota kabinet tersebar di 12 titik untuk meninjau langsung Cek Kesehatan Gratis di sekolah," paparnya.
Pemerintah Kota Tangsel pun menyambut program ini dengan tangan terbuka. Wali Kota Tangsel, Benyamin Davnie, menyatakan bahwa program ini akan menjaring ratusan ribu siswa di wilayahnya, mulai dari tingkat SD hingga SMA.
"Sasaran muridnya untuk SD ada 162 ribu lebih. Jenjang SMP ada 70.829 siswa dan SMA ada 68.760 siswa yang akan kita jaring melalui program Cek Kesehatan Gratis ini," kata Benyamin.
Ia menjelaskan, program ini akan menjadi ujung tombak untuk memetakan kondisi kesehatan siswa secara masif, dengan mengerahkan tenaga medis dari Puskesmas-puskesmas terdekat.
"Masing-masing Puskesmas mengerahkan petugas kesehatannya, petugas medisnya untuk hal-hal yang akan diperiksa seperti mata, telinga, dan lainnya," jelas Benyamin.
Kontributor : Wivy Hikmatullah