SuaraBanten.id - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi akan dimulainya musim kemarau hingga puncaknya pada Agustus dan September mendatang.
Karenanya, untuk menghadapi kemarau, Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Cilegon sudah memetakan wilayah mana saja yang perlu diperhatikan khusus lantaran rawan kekeringan agar penanganannya tepat sasaran.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Cilegon Suhendi mengaku sudah melakukan antisipasi penanganan dan mitigasi lebih dini menghadapi musim kemarau dengan pemetaan wilayah rawan kekeringan di Kota Cilegon.
"Kita siap untuk mengantisipasi musim kemarau tahun ini, kita kerjasama dengan OPD (Organisasi Perangkat Daerah) lain untuk mengantisipasi itu supaya bisa teratasi kalau terjadi kekeringan," kata Suhendi, sebagaimana dirilis Diskominfo Kota Cilegon, Jumat 21 Juni 2024.
Baca Juga:Pendaftar PPDB Online di Cilegon Membeludak, SMPN Baru Banyak Diburu
Adapun pemetaan wilayah rawan kekeringan di antaranya di wilayah Kecamatan Pulomerak ada di Kelurahan Suralaya, Kelurahan Lebakgede dan Kelurahan Mekarsari. Sedangkan di Kecamatan Grogol ada di Kelurahan Gerem, serta di Kecamatan Purwakarta ada di Kelurahan Pabean, tepatnya di Lingkungan Kedurung.
"Itu titik-titik yang kita petakan penduduknya dalam ancaman kekeringan bila terjadi kemarau," jelas Suhendi.
Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Kesiapsiagaan Bencana pada BPBD Kota Cilegon Faturohman menambahkan, pemetaan bencana kekeringan mengacu pada data wilayah rawan kekeringan di Kota Cilegon pada 2023 lalu.
"Untuk kesiapsiagaan kita perlu assessment, yakni adanya pendataan sebagai bentuk kesiapsiagaan warga mana saja yang berada di rawan kekeringan. Hasil pemetaan kita dari tahun ke tahun yang rentan terhadap ancaman kekeringan itu ada di lingkungan yang lokasinya rata-rata di atas perbukitan," ujarnya.
Selain itu, pihaknya juga melakukan koordinasi dengan semua pihak khususnya kepada lingkungan-lingkungan yang rentan terhadap risiko kekeringan di wilayah Kota Cilegon.
Baca Juga:Oplos Gas Elpiji 3 Kilogram Jadi Gas Non Subsidi, Gudang Pengoplosan di Cilegon Digerebek
"Kami berkomunikasi terus dengan pengurus-pengurus masyarakatnya, baik Pak RT, Pak RW, nanti kita seperti apa penanganannya. Untuk sementara yang paling efektif menanganinya adalah dengan mengirim air menggunakan kendaraan tanki agar sampai ke lokasi-lokasi yang rentan kekeringan," ungkapnya.