Ratusan Warga Terdampak Bau Kimia PT CAP, 4 Dirujuk ke RSUD Cilegon

Ratusan masyarakat terdampak bau kimia itu berasal dari delapan empat kecamatan. Keempat kecamatan itu yakni, Ciwandan, Grogol, Pulomerak dan Citangkil

Hairul Alwan
Senin, 22 Januari 2024 | 22:44 WIB
Ratusan Warga Terdampak Bau Kimia PT CAP, 4 Dirujuk ke RSUD Cilegon
Kepala Dinas Kesehatan Kota Cilegon, Ratih Purnamasari. [ Maulana/BantenNews]

SuaraBanten.id - Sebanyak ratusan warga Kota Cilegon, Banten terdampak bau kimia menyengat akibat dugaan kebocoran gas dari PT Chandra Asri Pascific atau PT CAP pada Sabtu (20/1/2024).

Ratusan masyarakat terdampak bau kimia itu berasal dari delapan empat kecamatan. Keempat kecamatan itu yakni, Ciwandan, Grogol, Pulomerak dan Citangkil

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cilegon, Ratih Purnamasari mengatakan, pada Minggu (21/1/2024) kemarin hingga Senin (22/1/2024) dilaporkan ada 360 orang yang terdampak akibat menghirup bau kimia menyengat yang berasal dari PT CAP.

"Yang terdampak Ciwandan 106, Grogol 190, Pulomerak 36, dan Citangkil 25 orang. Terus ada tambahan lagi hari ini 3 orang. Yang terdampak laki-laki 98 dan perempuan 262," ungkapnya dikutip dari Bantennews (Jaringan SuaraBanten.id), Senin (22/1/2024).

Baca Juga:Balita di Sepatan Timur Tewas Digigit Ular Kobra

Ratih mengungkapkan, dari 360 orang yang terdampak tersebut, 10 di antaranya yang berasal dari Ciwandan 7 orang dirawat di Puskesmas Ciwandan, dan 3 lainnya dirujuk ke RSUD Cilegon.

"Yang 7 orang itu sudah pulang kemarin dari Puskesmas Ciwandan, tapi hari ini nambah lagi 2 orang anak-anak usia 3 dan 6 tahun. Terus yang 3 orang di RSUD masih dirawat inap dan hari ini nambah 1 orang," ungkapnya.

Kata Ratih, saat insiden bau kimia menyengat atau gas dari PT CAP itu, Dinkes Kota Cilegon bersama Puskesmas setempat langsung memberikan penanganan terhadap warga yang terdampak.

"Penanganannya tetap kita pasang infus, berikan obat sesuai gejalanya, dan masyarakat wajib menggunakan masker biak keluar rumah. Yang sesak ada oksigen juga. Dampak gejalanya ada pusing, mual, muntah, mulutnya terasa pahit, banyak masyarakat yang merasakan kaki dan tangannya dingin," paparnya.

Sebagian besar dari masyarakat yang terdampak bau menyengat menjalani rawat jalan. Untuk yang dirujuk ke rumah sakit dan dirawat di Puskesmas Ciwandan lantaran warga tersebut kondisinya memburuk dan gejala yang dirasakan tidak kunjung membaik.

Baca Juga:Hujan Lebat Timbulkan Longsor, 12 Rumah Roboh Satu Madrasah di Lebak Rusak

"Ada yang kita rujuk dengan alasan masih kecil kemudian susah pemasangan infusnya gak bisa, kita rujuk ke rumah sakit, itu anak-anak. Ada lagi yang 2 itu sudah kita terapi ternyata gejalanya makin berat, makanya kita rujuk," ujar Ratih.

Ratih mengaku belum bisa memastikan adanya penambahan korban atau tidak di kemudian hari. Karenanya, saat ini Dinkes Kota Cilegon mengimbau masyarakat, terlebih yang berada di sekitar PT CAP untuk tetap menggunakan masker.

"Tidak tahu ini. Kalau kita hanya menerima dampak kesehatan, mengobati, memberikan promosi kesehatan untuk tetap pakai masker. Kalau bisa masker tetap digunakan, apalagi di wilayah terdekat. Kemudian kalau bisa aktifitasnya jangan diluar dulu walaupun ada yang sekolah, kerja. Kalau bisa di rumah, ya di rumah, kalau harus berangkat ya monggo tapi pakai masker," tutupnya.

Diketahui, insiden bau kimia menyengat itu akibat kebocoran atau pembakaran gas yang dilakukan PT CAP karena ada gangguan pada alat yang terjadi pada Sabtu (20/1/2024) lalu.

Akibatnya, bau gas kimia itu berhembus ke pemukiman dan terhirup oleh warga sekitar dan banyak yang mengalami mual, pusing kepala, muntah, hingga sesak nafas.

Menindaklanjuti peristiwa tersebut, Puslabfor Mabes Polri dan Polda Banten turun ke lokasi kejadian dan melakukan olah TKP pada Minggu (21/1/2024). Berdasarkan hasil olah TKP, petugas menemukan senyawa gas hidrokarbon dan diklaim kondisinya aman.

Meski demikian, dilansir dari Jurnal Teknik ITS, Vol. 5, No. 2, (2016) menyebutkan hidrokarbon dalam wujud gas memiliki sifat beracun yang lebih berbahaya dibandingkan dengan wujud padatan dan cairan.

Jika gas hidrokarbon dihirup dapat menyebabkan iritasi pada membran mukosa dan menimbulkan infeksi paru-paru bila terhisap. Dampak lain dari menghirup gas hidrokarbon di antaranya, dapat menyebabkan penyerapan oksigen bagi tubuh berkurang karena darah yang mengikat gas hidrokarbon.

Selanjutnya dijelaskan pula konsentrasi hidrokarbon melebihi 10 persen dapat menyebabkan hilang kesadaran pada manusia. Karenanya, risiko yang ditimbulkan dari emisi hidrokarbon pada manusia saat emergency hydrocarbon release terjadi, membuat penelitian ini perlu dilakukan.

Penelitian mengenai analisis dispersi emisi hidrokarbon dilakukan untuk mengetahui jarak sebaran emisi terjauh dimana konsentrasi hidrokarbon dianggap berbahaya untuk risiko rawan terbakar dan beracun.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak