SuaraBanten.id - Secretary Department of Tourism Filipina, Christina Garcia Fasco memberikan sejumlah catatan dari hasil The 26th Meeting of ASEAN Tourism Ministers, dalam ASEAN Tourism Forum (ATF) 2023. Ia menilai ada potensi besar yang bisa digali dalam hal kekuatan pariwisata negara-negara ASEAN ke depan.
"Hasil diskusi antar negara anggota ASEAN itu mengakui potensi kekuatan kawasan ini sebagai kekuatan kohesif dan kolaboratif yang patut diperhitungkan di dunia," kata Christina saat jumpa pers The 26th Meeting of ASEAN Tourism Ministers and Related Meetings di Hotel Marriot Yogyakarta, Minggu (5/2/2023).
Sejumlah kesepakatan telah dihasilkan dalam pertemuan itu. Di antaranya adalah tentang konektivitas antara negara-negara tidak hanya di ASEAN tapi di luar itu.
Ia menyebut semua pihak perlu kemudian mengidentifikasi bandara internasional dan sekunder yang dapat digunakan untuk tujuan memperluas penerbangan langsung. Bukan saja untuk destinasi wisata utama di satu negara dalam hal ini Filipina saja tapi juga ke seluruh ASEAN.
Baca Juga:ATF 2023, Momentum Dorong Adopsi dan Transformasi Pariwisata Digital yang Lebih Besar
"Kami sangat senang untuk dapat bermitra dengan negara anggota lainnya untuk meluncurkan penerbangan itu, mudah-mudahan tahun ini baik yang komersil maupun carter. Seperti halnya negara-negara lain di luar Asia terutama India, China, serta Korea," ucapnya.
Disampaikan Christina, ada pula pembahasan terkait dengan pemberlakuan bebas visa oleh negara-negara tertentu termasuk Filipina. Ia mendukung penuh kebijakan liberalisasi visa tersebut untuk bisa menarik lebih banyak wisatawan mancanegara yang datang
Selain itu, pihaknya juga menyoroti tentang kekuatan budaya di negara-negara ASEAN. Kekayaan budaya otu dapat dimanfaatkan secara bersama-sama untuk mempromosikan masing-masing negara.
"Kami juga sangat senang bekerja sama dengan sesama negara anggota. Dalam hal menawarkan paket perorangan yang bersama-sama mempromosikan negara-negara anggota kami. Serta menawarkan perjalanan multi-tujuan kepada travelers dari seluruh dunia untuk datang ke kawasan ASEAN," ungkapnya.
Oleh sebab itu, kata Christina, diperlukan tindakan kolaboratif untuk dapat membantu pemulihan pariwisata di negara-negara ASEAN. Tidak hanya menuju untuk sama kembali seperti sebelum pandemi Covid-19 tetapi berupaya untuk melebihinya.
Baca Juga:Sukses Jadi Tuan Rumah ATF 2023, 5 Desa Wisata Indonesia Raih Penghargaan Internasional
"Tidak hanya dari segi jumlah tetapi yang lebih penting dari segi fokus dan kualitas manusia serta pariwisata yang berkelanjutan," tegasnya.
Tak lupa, dengan mempertimbangkan lokasi geografis negara-negara ASEAN. Ia berharap bisa mengeksplorasi lebih jauh tentang wisata kapal pesiar di masa yang akan datang.
"Mempertimbangkan lokasi geografis, negara-negara anggota juga berdiskusi tentang bagaimana kami dapat mengeksplorasi lebih jauh cruise tourism [wisata kapal pesiar]. Untuk menghubungkan negara-negara kami bersama-sama dan untuk menawarkan negara kami sebagai tujuan wisata yang menarik," tandasnya.
Negara-negara ASEAN sendiri juga sudah sepakat untuk memperkuat langkah kolaboratif dalam mengidentifikasi dan menjalankan langkah-langkah strategis dalam meningkatkan pelaksanaan ASEAN Tourism Strategic Plan (ATSP) 2016-2025.
ASEAN Tourism Forum (ATF) 2023 yang berlangsung di Yogyakarta pada 3 hingga 5 Februari 2023 menghasilkan sejumlah kesepakatan. Terlebih dalam meningkatkan peran pariwisata, mendorong kebangkitan ekonomi dan lapangan kerja di dalam kawasan hingga menjadikan ASEAN sebagai episentrum pertumbuhan ekonomi global.