Malah Dihujat, Agensi Buka Suara dan Sebut Arawinda Kirana Korban Manipulasi

Aktris pemeran utama film Yuni ini santer diduga menjadi pelakor atau perusak rumah tangga Amanda Zahra dan sang suami, Guiddo Ilyasa.

Hairul Alwan
Rabu, 30 November 2022 | 20:45 WIB
Malah Dihujat, Agensi Buka Suara dan Sebut Arawinda Kirana Korban Manipulasi
Arawinda Kirana (Instagram/@arawindak)

SuaraBanten.id - Masih menjadi perbincangan sampai hari ini, konflik yang terjadi antara Amanda Zahra dan aktris muda Indonesia, Arawinda Kirana.

Aktris pemeran utama film Yuni ini santer diduga menjadi pelakor atau perusak rumah tangga Amanda Zahra dan sang suami, Guiddo Ilyasa.

Nama Arawinda Kirana sempat menjadi topik paling banyak diperbincangkan di media sosial Twitter saat itu.

Awalnya Arawinda memilih untuk bungkam. Sementara Amanda Zahra terus menerus memberikan sindiran di media sosial.

Baca Juga:Putri Iis Dahlia Ngaku Pernah Jadi Korban Mirip Kasus Arawinda Kirana

Tak lama setelah itu, Arawinda pun buka suara melalui sebuah unggahan di akun Instagram miliknya. Sayangnya, apa yang ia sampaikan belum membuat publik merasa tenang.

Akhirnya, giliran pihak agensi, KITE Entertainment yang mencoba untuk buka suara. Seperti yang diunggah di akun mereka pada Selasa (29/11/2022) kemarin.

Pihak agensi memberikan pernyataan dalam bentuk penjelasan yang begitu detail. Mulai dari pertemuan Arawinda dengan pria yang santer diduga suami Amanda Zahra.

Diceritakan bahwa keduanya bertemu untuk urusan kesehatan. Si Pria memiliki peran sebagai ahli nutrisi bagi Arawinda Kirana.

Pihak agensi bahkan menyebutkan, Arawinda yang menjadi korban manipulasi yang dilakukan pria tersebut.

Baca Juga:Datangi Korban Gempa Cianjur Bersama Lesti Kejora, Rizky Billar Tenteng Tas LV Rp10 Juta

Ketika bertemu dengan Arawinda, si pria bercerita mengenai rumah tangganya yang tidak baik-baik saja. Bahkan konon ada KDRT yang dilakukan sang istri.

Pernyataan yang diberikan oleh pihak agensi ini pun langsung banjir hujatan dari netizen. Ada yang menyebutnya sebagai narasi yang buruk.

"Ini press release jelek amat narasinya," tulis seorang netizen.

"Pas nulis press release ini udah konsultasi sama tim legal belum kalau ini bisa dimasukin ke dalam kategori pencemaran nama baik dan berpotensi merugikan perusahaan?" tambah yang lainnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini