Kemudian, dari hasil pemeriksaan berkembang menjadi 6 orang, di mana 1 orang itu berperan sebagai penyedia tempat.
Sementara itu, terkait selisih harga gas subsidi 3 kg dengan gas non subsidi 12 kg sekitar Rp 150 ribu. Dimana, mereka mendapatkan harga Rp20 ribu pertabung gas elpiji 3 kg dari Ibukota Jakarta.
"Mereka membeli gas 3 kg pengiriman dari Jakarta (masih proses pengembangan) ini angkanya kurang lebih 20 ribu, kemudian yang 12 kg dijual Rp 250 ribu," ucapnya.
"Sedangkan, harga pasar gas 12 kg sekitar Rp260 ribu jadi ada selisih, kalo ini diisi 3 sampai 4 tabung maka mungkin modal hanya Rp80 ribu menjadi Rp250 ribu selesihnya ada sekitar di angka Rp150 ribu," sambungnya.
Baca Juga:Warteg dan Ruko Usaha Rotan di Ciruas Serang Kebakaran
Kemudian, kata Dia, yang diharapakan atas perbuatannya adalah keuntungan senilai Rp 150 ribu dari setiap tabung gas elpiji 12 kg yang terjual. Namun, beruntung hal tersebut mampu terlebih dahulu digagalkan pihak kepolisian.
"Ini baru berlangsung dua hari, karena mereka berpindah pindah, kebetulan mereka melakukan di wilayah kami sehingga kami tindak berdasarkan informasi dari warga," ucapnya.
Kendati demikian, pihak kepolisian berhasil mengamankan barang bukti berupa gas elpiji ukuran 3 kg sebanyak 280 tabung, gas ukuran 12 kg sebanyak 70 tabung, 50 pipa besi dan 2 unit mobil losbak.
Atas perbuatannya, para pelaku disangkakan Pasal 55 UU RI No. 22 Tahun 2001 Tentang Minyak dan Gas Bumi Sebagaimana Telah Diubah Dengan Pasal 40 Angka 9 UU RI No. 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja Pqsal 62 Jo Pasal 8 Huruf B dan C UU RI No.8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen.
"Dengan pidana penjara paling lama 6 tahun dan denda paling tinggi senilai Rp 60 Miliar," tutupnya.
Baca Juga:Iuran BPJS Ratusan Guru Ngaji di Ciwandan Cilegon Dicover PT KBS
Kontributor : Firasat Nikmatullah