Film KKN di Desa Penari Ditonton Milenial Hingga Pejabat, Emil Dardak Tahan Kaget agar Tidak Teriak

Mulai dari remaja hingga dewasa bahkan pejabat pun ikut menyaksikan film yang menceritakan sejumlah mahasiswa menjalani KKN Desa Penari.

Hairul Alwan
Senin, 16 Mei 2022 | 13:46 WIB
Film KKN di Desa Penari Ditonton Milenial Hingga Pejabat, Emil Dardak Tahan Kaget agar Tidak Teriak
Potret Aghniny Haque dalam Film KKN di Desa Penari (Instagram/@aghninyhaque)

SuaraBanten.id - Kesuksean film KKN di Desa Penari membuat film horor ini digandrungi berbagai kalangan. Mulai dari remaja hingga dewasa bahkan pejabat pun ikut menyaksikan film yang menceritakan sejumlah mahasiswa menjalani KKN Desa Penari.

Salah satu pejabat yang menonton film tersebut yakni Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak atau yang akrab disapa Emil Dardak.

Saat menonton film tersebut Emil Dardak mengaku beberapa kali dibuat terkejut dengan adegan-adegan dalam film KKN Desa penari itu. Meski demikian, Suami Arumi Bachsin ini mengaku menahan agar tidak teriak lantaran menjaga image.

“Beberapa kali tadi sebenarnya, tapi saya tahan agar tidak teriak, ya bahasa anak mudanya itu 'jaim' (jaga image) sedikit. Apalagi nontonnya sama anak-anak milenial,” ujarnya ditemui usai menonton film bersama komunitas “Gen Emil” (Generasi Emas Milenial) di XXI Tunjungan Plaza Surabaya dikutip dari Antara, Senin (16/5/2022).

Baca Juga:Aulia Sarah Tak Sangka Karakter Badarawuhi di KKN di Desa Penari Dicintai Banyak Orang

Ia pun lanjut menceritakan 'Mbah Dok' yang menjadi salah satu adegan yang membuatnya terngiang-ngiang, bahkan menjadi paling favorit baginya.

Wagub Jatim Emil Elestianto Dardak berada di tengah-tengah komunitas 'Gen Emil' (Generasi Emas Milenial) saat menyaksikan film KKN Di Desa Penari di XXI Tunjungan Plaza Surabaya, Sabtu (14/5/2022) malam. ANTARA/Fiqih Arfani.
Wagub Jatim Emil Elestianto Dardak berada di tengah-tengah komunitas 'Gen Emil' (Generasi Emas Milenial) saat menyaksikan film KKN Di Desa Penari di XXI Tunjungan Plaza Surabaya, Sabtu (14/5/2022) malam. ANTARA/Fiqih Arfani.

Dalam tayangan film KKN di Desa Penari, Mbah Dok digambarkan sebagai sosok jin berwujud nenek-nenek yang menjaga dan melindungi Nur dari gangguan jin lainnya.

Emil Dardak menilai tidak sedikit pelajaran yang bisa dipetik dari film bergenre horor tersebut. Menurutnya, film itu mengingatkan bahwa Indonesia memiliki beragam budaya, baik bahasa maupun budaya.

“Filmnya didominasi bahasa Jawa, menunjukkan beragam bahasa. Tapi tetap ada teks Bahasa Indonesia, termasuk Bahasa Inggris sehingga semua bisa tetap menikmati,” ucapnya.

Pria yang pernah menjabat sebagai Bupati Trenggalek itu juga mengaku tak kapok menyaksikan kembali film horor Indonesia, terlebih situasi perfilman Tanah Air sempat terhenti akibat pandemi COVID-19.

Baca Juga:Aghniny Haque Ungkap Kejadian Horor Saat Syuting Film KKN Desa Penari: Zona Merah Bikin Merinding

“Apalagi saya sudah lama tidak menonton film. Menurut saya, memang perfilman tidak bisa dilepaskan dari bioskop, dan Alhamdulillah sekarang sudah bisa didatangi lagi. Tentu dengan aturan dan kepatuhan terhadap protokol kesehatan,” katanya.

Orang nomor dua di Pemprov Jatim itu menegaskan kebanggaannya terhadap sineas Tanah Air yang berhasil membuat film karya anak bangsa disukai masyarakat.

“Semoga ke depan semakin banyak film Idonesia yang dihasilkan dan menjadi tontonan masyarakat. Semoga juga ada film yang mengangkat dan memperkenalkan Jawa Timur,” tuturnya.

"KKN Di Desa Penari" merupakan film horor yang diadaptasi dari sebuah utas fenomenal karya Simple Man, bercerita tentang enam mahasiswa yang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di sebuah desa terpencil.

Namun, desa yang mereka sambangi itu ternyata menyimpan banyak misteri mencekam.

Film tersebut dibintangi oleh Tissa Biani, Adinda Thomas, Aghniny Haque, Achmad Megantara, Calvin Jeremy, dan Fajar Nugraha, dan disutradarai oleh Avi Suryadi.

Sementara itu, Koordinator "Gen Emil" Puji Sri Lestari menjelaskan komunitasnya tersebut adalah wadah berkumpulnya para milenial dari berbagai macam latar belakang, seperti mahasiswa, pegiat sosial, pengusaha muda, pegiat budaya, konten kreator, dan lainnya.

"Kami berkumpul di sini karena mempunyai komitmen bersama dalam berkolaborasi untuk memberikan kontribusi bagi pembangunan, sosial, budaya, ekonomi maupun politik di Jatim," kata dia.

"Menonton film karya anak bangsa ini juga bentuk dukungan terhadap sineas Indonesia. Terlepas dari pro kontra film ini, kami yakin dan memberi dukungan kepada sineas Tanah Air terus berkarya," tambah Puji. (ANTARA)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini