Ia juga mengaku sudah melakukan pelaporan terhadap Dinas PU terkait penumpukan yang terjadi pada irigasi di Pasar Kranggot, Kota Cilegon. Dimana, penumpukan sampah itu memiliki potensi kemungkinan penyebab terjadinya banjir dan pencemaran lingkungan.
"Kami juga sudah menyampaikan ke PU harus adanya kerjasama tapi sampai sekarang pun ibaratnya masih begitu-begitu aja, ya kami juga bukan nyalahin tapi artinya kita juga harus bareng-bareng lah," tuturnya.
Menurutnya, penyumbatan itu terjadi sudah terjadi sejak 2 hingga 3 bulan lalu. Dimana, kata Dia, terakhir dibersihkan bersama Wali Kota Cilegon pada saat jumat bersih di akhir tahun 2021.
"Terakhir dibersihkan waktu pas jumat bersih, kalau engga salah waktu sama Pak Wali Kota, akhir tahun kemaren itu. Cuma masalahnya kami juga tidak bisa nyalahin pengairan, tergantung dari masyarakatnya juga ya," tuturnya.
Baca Juga:Kota Solo Dikepung Banjir, Ini Dalih Wali Kota Gibran Rakabuming
"Kita sudah menyampaikan ke masyarakat terkait sampah kan bukan tempatnya di situ buangnya. Di Pasar Kranggot kan sudah ada tempatnya, cuma ya kadang-kadang masyarakat susah, kita juga bingung," sambungnya.
Bahkan, Ia juga mengkalim bahwa sampah yang menyumbat pada irigasi pasar kranggot bukan 100 persen dari pasar. Melainkan, kata Dia, terdapat sampah dari luar wilayah.
"Kan ada juga sampahnya dari luar Cilegon, luar jombang kadang-kadang buang sampahnya di situ, mungkin tambahan dari hujan kebawa airnya," ucapnya.
"Dipastikan bukan dari pedagang. Kalau pedagang mah ada tempat sampahnya," sambungnya.
Hukmatullah kembali menegaskan, bahwa pihaknya telah menyampaikan ke Kepala Dinas LH hingga PU. Namun, kata Dia, belum ada tindakan hingga saat ini.
Baca Juga:Kawasan Cikadut, Bandung Hari Ini Kembali Terendam Banjir, Publik Berteriak: Adakah Solusi?
"Kita sudah menyampaikan ke Kepala Dinasnya dan juga sudah bersurat cuma ya masih begitu-begitu saja. Sudah ngumpulin Kepala UPTD Pasar, dari Dishub, dari LH, dari PU sudah," tuturnya.