Sekda Cilegon Sebut Perlu Pendekatan Multisektoral untuk Turunkan Stunting di Cilegon

Sekretaris Daerah atau Sekda Cilegon, Maman Mauludin mengatakan, perlu pendekatan multisektor untuk menurunkan angka stunting di Kota Cilegon.

Hairul Alwan
Selasa, 22 Maret 2022 | 09:21 WIB
Sekda Cilegon Sebut Perlu Pendekatan Multisektoral untuk Turunkan Stunting di Cilegon
Pertemuan konvergensi cegah stunting di Kota Cilegon, Senin (21/3/2022). [Dok Pemkot Cilegon]

SuaraBanten.id - Penurunan angka stunting di Kota Cilegon menjadi perhatian Pemkot Cilegon khusunya Dinas Kesehatan. Untuk mencegah stunting, Dinkes menggelar pertemuan kovergensi rencana aksi cegah stunting di Greenhotel Cilegon, Banten, Senin (21/3/2022).

Diketahui, stunting merupakan kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi di seribu hari pertama kehidupan anak. Stunting berefek jangka panjang hingga anak dewasa dan lanjut usia.

Sekretaris Daerah atau Sekda Cilegon, Maman Mauludin mengatakan, perlu pendekatan multisektor untuk menurunkan angka stunting di Kota Cilegon.

"Penurunan stunting penting dilakukan dengan pendekatan multisektor melalui sinkronisasi program-program nasional maupun lokal dari Pemerintahan pusat dan daerah," katanya.

Baca Juga:Prakiraan Cuaca BMKG Pelabuhan Merak dan Daerah Pesisir Banten 22 Maret 2022

Kata Maman, perhatian yang sungguh-sungguh harus diberikan dalam periode kehamilan 1000 hari pertama.

"Perhatian sungguh sungguh yang diberikan dalam periode kehamilan, hal ini harus dilakukan karena kurang gizi pada 1000 hari pertama, tidak dapat diperbaiki di masa kehidupan selanjutnya," tutur Maman.

"Selain itu, pertumbuhan otak akan terhambat perkembangan rohani dan sulit mengikuti pelajaran dan selanjutnya setelah dewasa akan sulit mendapatkan pekerjaan yang layak," sambung Maman.

Maman menghimbau agar Pemerintah Pusat dan Daerah mendukung dan berperan aktif dalam aksi cegah stunting.

Sementara itu, Kepala Dinas Kota Cilegon, Ratih Purnamasari mengungkapkan pentingnya memberikan perhatian pada periode kehamilan 1000 hari pertama untuk meminimalisir resiko kekurangan gizi.

Baca Juga:Mantan Wali Kota Cilegon Singgung Janji Politik Helldy Agustian, Ancam Pecat Dewan Fraksi Golkar yang Tak Kritis!

"Dalam hal ini, pentingnya perhatian diberikan pada periode kehamilan 1000 hari pertama kehidupan untuk meminimalisir resiko kekurangan gizi," tuturnya.

"Kekurangan gizi disini dihitung dari 1000 hari pertama kehidupan yaitu masa anak dalam kandungan sampai seorang anak berusia 2 tahun," sambungnya lagi.

Ratih juga menyampaikan bahwa kekurangan gizi sangat mempengaruhi beberapa hambatan perkembangan, pertumbuhan dan metabolisme hingga anak tumbuh dewasa.

"Selain itu, kekurangan gizi dapat mempengaruhi hambatan perkembangan kognitif, pertumbuhan dan hambatan metabolisme yang rentan hingga anak tumbuh dewasa, selain itu dampak negatifnya adalah kecerdasan produktivitas yang menjadi rendah, tubuh pendek, dan risiko terserang penyakit kronis," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini