SuaraBanten.id - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mengkritik kebijakan Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto terkait kebijakan pembelian enam pesawat tempur generasi 4,5 Dassault Rafale, buatan Prancis.
Juru Bicara DPP PSI, Rian Ernest mempertanyakan kebijakan tersebut.
“Pak Prabowo Subianto, apakah layak kita jor-joran belanja pesawat tempur sekarang? Musuh kita sekarang virus, senjata yang dibutuhkan obat dan vaksin,” tulis Rian dalam keterangan presnya, dikutip dari Wartaekonomi--Jaringan Suara.com, Sabtu (12/1).
Lebih lanjut, ia pun meminta Ketua Umum Partai Gerindra tersebut transparan ke publik mengenai pembelian alutsista.
“Sikap terbuka itu bisa dimulai dengan merilis rencana strategi pembelian Alutsista. Apa saja yang mau dibeli, apa dasar kebijakannya, dan seterusnya,” kata Rian.
Rian kemudian mengatakan jangan sampai kebijakan ini menjadi bola liar di publik dan dikaitkan dengan pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
“Jangan sampai ada pertanyaan di publik, apakah pengadaan Alutsista ratusan triliun menjelang Pemilu 2024 ini berkaitan dengan hajatan Pilpres,” ujarnya.
Sebelumnya, Kementerian Pertahanan (Kemhan) menandatangani kontrak kerja sama pembelian enam pesawat tempur generasi 4,5 Dassault Rafale, buatan Prancis. Kedepan rencannya pemerintah akan mengakusisi total 42 Pesawat Rafale untuk “multirole combat aircraft”.
“Kita mulai hari ini dengan tanda tangan kontrak pertama untuk enam pesawat,” kata Prabowo.
Baca Juga:Soal Pembelian Pesawat Tempur Prancis, Komisi I Akan Minta Penjelasan Prabowo
Tak hanya itu, usai pertemuan bilateral tersebut Menhan Prabowo Subianto dan Menteri Angkatan Bersenjata Republik Prancis Florence Parly menyaksikan penandatanganan MoU kerja sama di bidang “research and development” kapal selam antara PT PAL dengan Naval Grup.
“Tentunya akan mengarah pada pembelian dua kapal selam kelas Scorpene dengan AIP beserta persenjataan dan suku cadang yang dibutuhkan termasuk latihan,” kata Prabowo.