SuaraBanten.id - Ustaz Yusuf Mansur atau UYM terbilang banyak dikritik berbagai pihak. Namun, meski dikritik UYM tak dendam pada pengkritik.
Ia bahkan mendoakan semua orang yang mengkritiknya agar selalu dipanjangkan umur dan diberi kebaikan.
“Pak Puspo (Puspo Wardoyo), Pak Darso (Sudarso Arief Bakuama), Mbak Neno (Neno Warisman), ada Ustaz Edy (Edy Mulyadi), Mas Eko Kuntadhi, Pak Ade Armando, ada Sajak TV, Cahaya Islam, JIA TV, akun Tiktok, IG dan medsos-medsos yang lain," kata Yusuf Mansur.
"Saya doakan semua, dipanjangkan umurnya, diberkahi hidupnya, dimudahkan rezekinya, dijadikan keturunannya sakinah mawadah warahmah. Bagi semua yang percaya dengan narasinya, doa terbaik dari saya, Alfatihah. Maafin saya yang kadang gabut, kadang emosi,” ujar Yusuf Mansur, seperti dikutip Solopos.com--Jaringan Suara.com dari kanal Youtube Tausiyah YT, Jumat (28/1/2022).
Baca Juga:3 TKW Tuntut Ustaz Yusuf Mansur Ganti Rugi Rp 559 Juta Terkait Investasi Tabung Tanah
Yusuf Mansur berharap kritikan yang ditujukan kepadanya tidak dilandasi permusuhan karena akan berpotensi memecah persatuan.
Ustaz Yusuf Mansur melalui akun Instagramnya menulis panjang lebar tentang orang-orang yang mengritiknya terkait konsep sedekah dan investasi yang kini bermasalah, Kamis (27/1/2022).
“Terhadap channel-channel lain, dari orang-orang yang masih dan bahkan bertambah masif, bicara kesalahan dan keburukan saya dan beberapa yang membersamai saya. Teriring juga doa, benar-benar Allah hanya mengizinkan kebaikan dan hal-hal baik saja yang berlaku buat semuanya,” dikutip dari caption unggahan Instagramnya.
Ia juga mengaku memantau perkembangan media sosial seiring gugatan demi gugatan yang masuk ke pengadilan atas investasi yang digalangnya beberapa tahun silam.
Kata Ustaz Yusuf Mansur, ia menyoroti semakin banyaknya akun media sosial yang mengkritik dirinya. Sebagian dari akun-akun itu bahkan mengeluarkan tulisan yang bernada menghujat.
Baca Juga:Digugat Kasus Wanprestasi, Ustaz Yusuf Mansur Malah Bersyukur
“Semoga gak ada benih-benih permusuhan dan perselisihan apapun di negeri tercinta ini. Apalagi sampai yang berpotensi disintegrasi bangsa atau perpecahan ummat. Jangan sampai ada meski itu hanya benih," ungkapnya.
"Salam juga buat semua kawan yang mengambil tindakan ini tindakan itu. Gak luput juga dari doa saya dan kami-kami agar semua langkah dibimbing Allah. Bukan karena emosi, kemarahan, dendam membara. Tetap tenang. Adem. Kalem. Sambil terus belajar memaafkan, membuka pintu dialog, tapi dialog yang jujur. Bukan untuk menambah deretan konten-konten baru yang akhirnya menambah gaduh,” lanjutnya.
Dalam kesempatan itu, Ustaz Yusuf Mansur menyarankan agar seluruh elemen masyarakat bersinergi membangun negeri.
“Pekerjaan membangun dan melayani negeri, sungguh harus diutamakan. Daripada kemudian habis energi untuk saling pecah dan saling menyerang. Terhadap ekosistem Daqu, apapun langkah, di urusan apapun, pastikan nanya Allah dulu, dan senantiasa minta bimbingan-Nya,” ujarnya.
Ustaz Yusuf Mansur juga ikut angkat suara terkait kasus ‘jin buang anak’ yang menjerat wartawan senior sekaligus Youtuber, Edy Mulyadi.
Diketahui, Edy Mulyadi merupakan salah satu orang mengkritik investasi Ustaz Yusuf Mansur yang kini digugat sebagian investor.
Lewat Youtube Bang Edy Channel, Edy Mulyadi sering mempersoalkan konsep sedekah dan investasi yang digalang Yusuf Mansur.
Dalam kesempatan itu, Ustaz Yusuf Mansur mendoakan agar Edy Mulyadi dapat "melewati masalah hukum yang menjeratnya dengan baik.
“Bismillaah. Beberapa orang trakhir-terakhir ini, dengan izin Allah banyak saya doakan dengan doa-doa terbaik. Salah satunya, Haji Edy. Saya belajar dari channel beliau, apa-apa yang jadi kesalahan dan keburukan saya yang disampaikan sekian seri di di channel akun Youtubenya,” tulis Yusuf Mansur.
Yusuf Mansur mengatakan, di Pesantren Daarul Quran dibiasakan untuk menerima salah dulu jika muncul persoalan. Itu, kata dia, merupakan bentuk instropeksi diri sebelum melakukan respons balik.
“Di Pesantren Daqu dan ekosistemnya, membiasakan diri di awal-awal, menerima salah dulu, ketika dibahas orang, kesalahan-kesalahan dan keburukan-kesalahannya. Supaya apa? Supaya ada introspeksi. Inilah sebaik-baiknya respons. Sebaik-baiknya reaksi," paparnya.
Termasuk kepada sahabat kami, yang belum pernah kami bertemu dan berdialog sekalipun. Bahkan meski itu lewat telpon,” pungkas dai bernama kecil Jam’an Nurchotib Mansur itu.