“Ada beberapa opsi ya, waktu itu ada yang sempat sudah disetujui bu Tatu (Bupati Serang) tapi ternyata begitu ada survei lagi katanya tanahnya labil. Waktu itu sempat diusulkan juga untuk dibuat jembatan penyebrangan saja tapi setelah itu datang lagi tim turun katanya udah relokasi saja, ada beberapa tim juga turun hitung-hitung masalah katanya ini kan yang perlu dihitung hanya bagian sini, bagian sananya belum. Terakhir sih katanya pindah ke Kubang Asem tapi enggak jadi lagi,” jelas Agung.
Alasan tidak jadinya direlokasi yaitu dikarenakan ukuran lahan yang baru tak sesuai dengan ukuran lahan yang dimiliki oleh SD Negeri Inpres Cikeusal.
“Alasannya yaitu satu masalah lahannya, kita punya 2.500 terus sepakatnya enggak apa-apa nih dua ribu tapi begitu digambar hanya seribu sekian,” kata Agung.
Terkait kepastian kapan sekolah tersebut akan direlokasi, pihak sekolah hanya bisa pasrah menunggu kepastian dari PT WSP.
Baca Juga:Jajal Tol Serang-Rangkasbitung, Bupati Lebak: Tol Dukung Sektor Pariwisata
“Nanti nunggu lagi dari mereka kabarnya. Kalau keganggu pastinya terganggu, dari awal juga. Awalnya juga itu tanah sekolah enggak begitu tadinya dibawah sekarang di atas. Itu yang riskan kalau misal nanti sudah operasi ya terbayang, siswa kita kan banyaknya dari arah Timur. Ke sekolah itu nyebrang riskan,” ujar Agung.
Tak hanya riskan bagi para murid ke sekolah yang menyebrang untuk menuntut ilmu. Menurut Agung jembatan penyebrangan juga penting untuk masyarakat sekitar.
“Belum dibangun (jembatan penyebrangan). Mungkin nanti kalau misal dibangun jembatan itu kalau tidak jadi relokasi. Tapi kalau itu sebetulnya jadi tidak jadi (relokasi) kan riskan dengan masyarakat terlepas dari sekolah ya. Masyarakat aja riskan kalau sudah beroperasi keadaan jalannya seperti itu. Apakah nanti mereka (PT WSP) ada plan apa rencana apa kita belum tahu,” kata Agung.