Abdul menerangkan, konflik di masyarakat itu muncul gegara persoalan menggeser pengeras suara atau toa di masjid.
Tetapi kata Abdul, hal itu baru sekadar permintaan tetapi belum dilakukan penggeseran toa di masjid tersebut.
"Awalnya cuma masalah geser doang. Cuman belok doang, cuma arahnya. Enggak ada yang geser, dia baru minta izin. Izinnya ke DKM," ungkapnya.
Menurutnya, ratusan warga yang bersitegang itu tersulut lantaran permintaan menggeser arah toa masjid itu identik dengan sara.
Baca Juga:Gegera Toa Masjid, Ratusan Warga Kelapa Dua Tangerang Rusuh
"Namanya identik masalah sarana ibadah, jadi warga ramai," ungkapnya.
"Masalahnya volume kecil sedikit saya dikomen sama warga enggak kedengeran, kenceng sedikit dikomen juga. Tapi kalau masalah itu nggak saya hirauin," sambungnya.
Abdul menegaskan, warga yang meminta arah toa digeser itu tinggal diperumahan elit yang diketahui bernama Kluster Ilagio. Diketahui, bernama Mad Romli.
"Perumahan elit. Sebagian besar memang warganya non muslim," pungkasnya.
Kontributor : Wivy Hikmatullah
Baca Juga:Mayat Wanita Tak Beridentitas Mengapung di Sungai Cirarab, Ditemukan Sopir