Raker Kemenag, Gus Yaqut Minta Doa Acara Kemenag Diisi Semua Agama

"Pagi hari ini saya senang rakernas dimulai dengan pembacaan Alquran, tapi akan lebih indah kalau doanya diberikan kesempatan semua agama untuk memberikan doa," kata Gus Yaqut

Hairul Alwan
Senin, 05 April 2021 | 14:31 WIB
Raker Kemenag, Gus Yaqut Minta Doa Acara Kemenag Diisi Semua Agama
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas [Twitter Gus Yaqut]

SuaraBanten.id - Rapat Kerja alias Raker Kementerian Agama selama ini selalu diisi oleh doa yang dibacakan oleh umat Islam, namun Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas atau Gus Yaqut mempunyai pandangan berbeda ke depan.

Menang Gus Yaqut meminta sesi doa dalam setiap acara Kementrian Agama (Kemenag) bukan hanya diisi doa untuk agama Islam melainkan semua agama.

Menag Gus Yaqut menyatakan hal tersebut saat membuka rapat kerja nasional Kemenag secara daring dan luring, Senin hingga Rabu (5-7/4/2021).

"Pagi hari ini saya senang rakernas dimulai dengan pembacaan ayat suci Alquran. Ini memberikan pencerahan sekaligus penyegaran untuk kita semua. Tapi akan lebih indah kalau doanya diberikan kesempatan semua agama untuk memberikan doa," kata Gus Yaqut.

Baca Juga:Gus Yaqut Minta Acara Kemenag Tak Hanya Doa Secara Islam Tapi Semua Agama

Menurutnya, seruan itu sebagai otokritik terhadap lembaga yang dipimpinnya. Sebab dalam setiap kesempatan acara di Kemenag, hanya menyertakan doa untuk agama Islam.

Ia ingin agar Kemenag menjadi rumah bagi seluruh agama yang ada di Indonesia, melayani dan memberikan kesempatan yang sama.

Bahkan ia menyebut pembacaan doa untuk agama tertentu saja, tak ubahnya seperti acara organisasi kemasyarakatan.

"Jadi jangan ini kesannya kita ini sedang rapat Ormas kegiatan agama, Ormas Islam Kementerian Agama. Kita sedang melakukan Rakernas Kementerian Agama yang di dalamnya bukan hanya urusan agama Islam saja," kata dia.

Yaqut menegaskan, Kemenag harus menjadi contoh dalam menjunjung tinggi moderasi agama.

Baca Juga:Puluhan Mantan Teroris Berkumpul di Pandeglang, Apa Tujuan Mereka?

Ia tidak ingin Kemenag yang menggembar-gemborkan moderasi beragama, namun pada praktiknya berseberangan.

"Jadikan lebih enak dilihat jika semua agama yang menjadi urusan sama-sama menyampaikan doanya. Ini otokritik, jangan sampai muncul paradoks. Jadi kita ingin kementerian ini melayani semua agama, tetapi dalam prilaku kita tidak mencerminkan itu," kata dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini