Pro Kontra Salat Tarawih 8 atau 20 Rakaat? Ini Penjelasan dan Dalilnya

Ada yang melaksanakan salat tarawih 20 rakaat ditambah salat witir dan ada juga yang menjalankannya 8 rakaat ditambah salat witir.

Hairul Alwan
Senin, 29 Maret 2021 | 19:05 WIB
Pro Kontra Salat Tarawih 8 atau 20 Rakaat? Ini Penjelasan dan Dalilnya
ILUSTRASI salat tarawih. [ANTARA FOTO/Rahmad]

SuaraBanten.id - Bulan Suci Ramadan akan tiba sekira 17 hari lagi. Saat Ramadan, umat muslim pasti menjalankan salah satu salat sunnah yakni salat tarawih.

Namun, banyak warga yang terkadang bertanya-tanya soal jumlah rakaat tarawih yang benar yang diajarkan oleh Rasulullah.

Ada yang melaksanakan salat tarawih 20 rakaat ditambah salat witir dan ada juga yang menjalankannya 8 rakaat ditambah salat witir.

Sebenarnya, salat tarawih itu berapa rakaat? 20 atau 8 rakaat?

Perlu diketahui, salat tarawih dilakukan di malam hari, yakni sesudah shalat isya hingga menjelang subuh.

Setelah salat tarawih diakhiri dengan shalat witir. HR Bukhari menyebutkan barang siapa beribadah di malam bulan Ramadan karena Iman kepada Allah dan mengharap pahala, maka ia dihapus dosanya yang telah lampau.

Jumlah rakaat salat tarawih ada beberapa versi. Ada yang meyakini sebanyak delapan rakaat yang dikerjakan dengan dua rakaat salam atau empat rakaat salam.

Ada pula yang meyakini shalat tarawih memiliki 20 rakaat yang dikerjakan dengan dua rakaat salam.

Sedangkan salat witir sebagai penutup memiliki jumlah rakaat ganjil, biasanya dikerjakan tiga rakaat.

Lalu sebenarnya salat tarawih berapa rakaat? Berikut dalilnya.

1. Salat Tarawih Delapan Rakaat

Salat tarawih delapan rakaat didasarkan atas Hadis yang diriwayatkan Imam Bukhari dari Aisyah. Dari Aisyah, istri Nabi Muhammad Saw, (diriwayatkan bahwa) ia berkata,

"Pernah Rasulullah melakukan salat pada waktu antara setelah selesai Isya yang dikenal orang dengan atamah hingga subuh sebanyak sebelas rakaat di mana beliau salam pada tiap-tiap dua rakaat, dan beliau salat witir satu rakaat".

Terdapat pula riwayat lain dari Ab Salamah Ibn Abd ar-Raman, bahwa ia bertanya kepada Aisyah mengenai salat Rasulullah di bulan Ramadan.

Aisyah menjawab, "Nabi tidak pernah melakukan salat sunah di bulan Ramadhan dan bulan lainnya lebih dari sebelas rakaat. Beliau shalat empat rakaat dan jangan engkau tanya bagaimana indah dan panjangnya. Kemudian beliau salat lagi empat rakaat, dan jangan engkau tanya bagaimana indah dan panjangnya. Kemudian beliau salat tiga rakaat" (H.R Bukhari dan Muslim).

2. Salat Tarawih 20 Rakaat

Beberapa tabiin meriwayatkan salat tarawih dikerjakan dengan 20 rakaat pada masa pemerintahan Umar bin Khattab.

Salah satunya, Said bin Yazid yang menyampaikan, Umar mengumpulkan umat Islam di bulan Ramadan dengan Imam Ubay bin Ka’b dan Tamim al-Dari, dengan 21 rakaat [dalam riwayat lain 23 rakaat].

Mereka membaca ayat-ayat ratusan. Baru selesai ketika menjelang Subuh” (Riwayat al-Baihaqi dalam al-Sunan 2/496, Abdurrazzaq dalam alMushannaf 4/260)

Yazid bin Rauman menyebutkan umat Islam di masa Umar beribadah di malam bulan Ramadan dengan 23 rakaat” (al-Muwatha’ Malik, 1/115).

Sedangkan Yahya bin Said al-Qathan menyatakan Umar memerintahkan seseorang menjadi imam salat Tarawih dengan umat Islam sebanyak 20 rakaat. (Riwayat Ibnu Abi Syaibah, al-Mushannaf, 2/163).

Imam Tirmidzi sendiri pernah berkata mayoritas ulama mengikuti riwayat Umar, Ali dan sahabat Rasulullah yang lainnya sebanyak 20 rakaat.

Ini adalah pendapat Al-Tsauri, Abdullah bin Mubarak dan al-Syafii. Al-Syafii berkata, “Seperti ini yang saya jumpai di Negeri kami Makkah. Umat Islam salat 20 rakaat” (Sunan al-Tirmidzi 3/169).

Keputusan untuk melakukan salat tarawih berapa rakaat kembali kepada pribadi Anda masing-masing. Baik delapan maupun dua puluh rakaat, sama-sama ada riwayatnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini