Neno Warisman Habis-habisan Diledek karena Ngaku Wartawan di Sidang Rizieq

Jika Neno tak diakui sebagai wartawan maka dia khawatir tidak akan ada lagi yang menyembah Tuhan.

Pebriansyah Ariefana
Minggu, 21 Maret 2021 | 08:20 WIB
Neno Warisman Habis-habisan Diledek karena Ngaku Wartawan di Sidang Rizieq
Neno Warisman kirim surat terbuka buat Presiden Perancis, Emmanuel Macron. (YouTube/Neno Warisman channel)

SuaraBanten.id - Neno Warisman habis-habisan diledek karena mengaku wartawan saat sidang Habib Rizieq Jumat (19/3/2021) lalu. Neno Warisman diledek mengaku sebagai wartawan Indonesian News Network.

Pegiat media sosial, Eko Kuntadhi lewat cuitannya di Twitter, Sabtu 20 Maret 2021, dengan nada sindiran mengaku khawatir apabila Neno Warisman tidak diakui sebagai wartawan. Jika Neno tak diakui sebagai wartawan maka dia khawatir tidak akan ada lagi yang menyembah Tuhan.

"Ya, tuhan. Jika Neno tidak diakui sebagai wartawan. Aku khawatir, ya tuhan. Tidak akan ada lagi yang akan menyembah-Mu," cuit Eko Kuntadhi.

Selain itu eks politikus Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean pun memberikan pertanyaan. Melalui akun Twitter pribadinya, Ferdinand mengatakan mengapa Neno tak mengaku jadi bidadari surga yang diutus.

Baca Juga:Andi Arief: Perlakuan Terhadap HRS Sangat Tidak Adil

"Mengapa Neno tak mengaku Bidadari Surga yang diutus menyaksikan sidang Rizieq Shihab?" cuit Ferdinand.

Neno Warisman mengaku wartawan saat mendatangi sidang Rizieq Shihab di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Timur.

Namun, Neno tidak bisa masuk ke wilayah PN Jakarta Timur. Ia pun tertahan di pintu masuk gerbang.

Lantaran tertahan, Neno Warisman pun menunjukkan kartu pers dan mengaku sebagai redaksi Indonesian News Network.

"Ya, saya meliput. Saya dari Dewan Redaksi satu Satu Indonesia News Network," kata Neno Warisman, Jumat kemarin.

Baca Juga:Rizieq Disebut Hina Persidangan, Mahfud: Pemerintah Tak Bisa Perintah Hakim

Neno Warisman kemudian menjelaskan maksud kedatangannya ke sidang Rizieq Shihab tersebut yakni ingin agar hukum berlaku adil.

"Saya mendukung apa yang sudah konstitusi katakan. Jadi siapa pun dia, kalau perlakuan hukum itu, harusnya sama ya. Kasusnya mirip seperti Irjen Napoleon Bonaparte, Gisel, hukumnya sama, kasusnya juga sama. Tetapi terjadi perlakuan yang berbeda," ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini