SuaraBanten.id - Jalan di Kampung Kandang Genteng RT 003 RW 006, Desa Tanjung Burung, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, ambrol.
Namun, Camat Teluk Naga Zam Zam Manohara mengaku, jika sebenarnya kondisi jalan yang ambrol tersebut masih sangat layak.
Hanya saja, posisinya yang berada di pinggir kali rentan terkena abrasi, terlebih pada tanggulnya belum pernah dilakukan penurapan.
“Secara teknis yang lebih paham Bina Marga dan Kemen PUPR yah. Inikan ada dua kewenangan, kalau masalah turapnya ini kan dari balai besar kalau untuk jalannya dari Bina Marga. Tapi koordinasi tekhnis sih sudah nyambung, mungkin minggu depan sudah ada langkah-langkah yang diambil,” terang Zam Zam, dilansir laman BantenHits, Senin (15/3/2021).
Baca Juga:Minta Ojol Tak Abai Prokes Usai Divaksin, Zaki: Jangan Merasa Kayak Dewa
Menurutnya, meski akses jalan utama bagi warga Desa Tanjung Burung tersebut terputus, tapi tak sampai membuat membuat warga terisolir karena masih ada akses jalan lain yang bisa digunakan.
“Akses lain ada sebenarnya cuman lewat belakang lewat Cirumpak sana nanti ketemunya ke Tanjung Pasir tapi kondisinya belum terbangun secara baiklah. Tapi akses ada, kalau jalan tidak terisolir mati ada akses-akses yang lain,” ujarnya.
Dirinya sudah meninjau ruas jalan di Kampung Kandang Genteng yang ambrol hingga menyebabkan akses jalan menuju perkampungan di Desa Tanjung Burung, terputus.
Ia mengatakan, jalan yang ambrol akibat abrasi itu bakal segera diperbaiki oleh Dinas Bina Marga Kabupaten Tangerang. Diperkirakan, perbaikan jalan mulai dilaksanakan minggu depan.
“Tadi sudah dimonitor sama Kadis Bina Marga dan tim, dari BBWSC2 Kemen PUPR, Kades dan Muspika. Mungkin minggu depan sudah mulai ada tindak lanjut yah,” kata Zam Zam saat dikonfirmasi.
Baca Juga:Distribusi Vaksinasi di Kabupaten Tangerang Terlambat, Ini Kata Bupati Zaki
Sementara itu, menurut Asep Deni Pradita (25), salah seorang warga, peristiwa tersebut (jalan ambrol) terjadi pada Sabtu 13 Maret 2021 sekira pukul 20.30 WIB.
Ia dan warga lainnya menduga, jalan yang ambrol tersebut disebabkan oleh penurunan tanah karena gerusan air. Terlebih, jalan dengan kondisi tanah yang tidak padat itu juga kerap dilintasi oleh kendaraan besar.
“Badan jalan hampir semuanya yang ambrol nggak bisa dilintasi kendaraan karena berbahaya,” ungkap Asep, Minggu (14/3/2021).
Ia melanjutkan, khawatir ada pengendara yang terperosok, akses jalan tersebut ditutup sementara. Para pengendara roda dua terpaksa harus mencari jalur alternatif lain melalui perkampungan.
“Kalau untuk motor bisa lewat jalan kampung tapi kalau mobil nggak bisa harus muter arah,” pungkasnya.