SuaraBanten.id - Jasad wartawan di Pandeglang diperkirakan sudah tewas 5 hari lalu. Wartawan diduga dibunuh itu ditemukan di sebuah sungai di Pandeglang.
Ciri-ciri wartawan itu punya tato perempuan di tangan kanan. Jasad wartawan pakai baju Pokja Wartawan Harian Kabupaten Tangerang. Wartawan itu tewas dengan leher disayat.
Anggota Tim Inafis Polres Pandeglang Bayu mengatakan bahwa saat ini pihaknya sedang berusaha mengungkap identitas korban.
“Untuk identitas korban sedang kami usahakan, karena ada gangguan jaringan sehingga alat kami tidak berfungsi maksimal,” ucap Bayu pada BantenNews.co.id, Rabu (10/2/2021).
Baca Juga:Wartawan Diduga Dibunuh, Ini Kata Pokja Wartawan Kabupaten Tangerang
Sedangkan untuk luka sayatan pada leher korban, pihaknya masih belum bisa memastikan apakah mayat tersebut korban pembunuhan atau bukan.
“(Luka pada leher) belum bisa dipastikan apakah luka sayat atau terkena benda di air saat korban terbawa arus,” jelasnya.
Namun sampai kini polisi masih belum memastikan penyebab wartawan itu tewas. Mayatnya ditemukan di sungai kawasan Kampung Pamunuhan, Desa Cikuya Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Pandeglang.
Saat ditemukan jasad wartawan itu pakai celana berbahan denim dan sabuk. Wartawan itu tanpa identitas.
Barang bukti lain yang ditemukan polisi yakni berupa uang sebesar Rp10 ribu dan telpon genggam merk Samsung Duos yang tersimpan di dalam saku celana korban.
Baca Juga:Diduga Dibunuh, Jasad Wartawan di Pandeglang Punya Tato Cewek di Tangan
Kata Pokja Wartawan Kabupaten Tangerang
Wartawan diduga dibunuh di Pandeglang. Wartawan itu pakai baju Pokja Wartawan Harian Kabupaten Tangerang, tapi Ketua Kelompok Kerja (Pokja) Wartawan Harian Kabupaten Tangerang Bambang Mulyono belum memastikan sosok itu adalah wartawan.
Wartawan diduga dibunuh jasadnya ditemukan di sungai Cilemer, Desa Tegal Papak, Kecamatan Pagelaran, Pandeglang Rabu kemarin.
Kaus hitam kombinasi warna putih bergambar kamera, bertuliskan Pokja Wartawan Harian Kabupaten Tangerang yang dikenakan mayat tanpa identitas itu adalah kaus kegiatan pelatihan bersama Asosiasi Pengrajin Tangerang (APTA) antara tahun 2013 atau 2014 silam.
“Kalau info dari pengurus pokja yang lain itu kaus lama pada saat kegiatan pelatihan jurnalistik sekitar tahun 2013 atau 2014 kebetulan pesertanya 60 persen dari teman-teman APTA,” Ungkap Bambang kepada BantenHits.com.
Jika dilihat dari ciri-ciri fisik dari poto yang beredar besar kemungkinan mayat yang ditemukan dalam keadaan membusuk itu bukanlah anggota Pokja Kabupaten Tangerang.
“Kalau dari ciri-cirinya kayanya sih bukan yah, infonya ada tato juga kalau nggak salah di tangannya, anggota kita nggak ada tato, tapi saya masih cari infonya juga nih,” Jelasnya.
Ia menambahkan, sambil menunggu informasi dan identifikasi dari pihak kepolisian, dirinya juga akan coba menghubungi para anggotanya untuk memastikan apakah mayat tersebut benar anggota Pokja Wartawan Harian Kabupaten Tangerang.
“Nanti kita sambil tunggu informasi, saya juga lagi coba menghubungi rekan-rekan yang lain,” Pungkasnya.