Kisah Sedih Anak Yatim-Piatu Tahan Lapar karena Jadi Korban Santunan Bodong

Julaeha hanya bisa menyimpan kekecewaan dan belum berfikir masalah tersebut akan dibawa ke ranah hukum.

Chandra Iswinarno
Kamis, 16 Juli 2020 | 02:45 WIB
Kisah Sedih Anak Yatim-Piatu Tahan Lapar karena Jadi Korban Santunan Bodong
Para anak yatim piatu saat ikut kegiatan santunan di Masjid Jami'atul Iqro di Kampung Laba, Desa Cikondang, Kecamatan Labuan, Pandeglang, Banten, Minggu (12/7/2020). [Ist]

"Jadi secara tertulis belum menerima laporan. Waktu orangnya (AA red) ada kami menurunkan Babinkamtibmas dan Kanit Reskrim, ternyata orangnya gak ada di rumahnya,"ujarnya.

Berdasarkan informasi yang didapat Sugiar, kegiatan tersebut anak yatim-piatu dijanjikan akan mendapatkan santunan sebesar Rp 500 ribu per anak, sehingga warga berbondong-bondong untuk ikut dalam kegiatan tersebut.

"Katanya santunan yang di Labuan itu Rp 500 ribu per satu orang akhirnya berbondong-bondong, karena ditelantarkan dan merasa dibohongi mau membakar rumahnya," katanya.

Diberitakan sebelumnya, ribuan anak yatim piatu dari sejumlah kecamatan di Pandeglang, Banten, menjadi korban santunan bodong. Ada dua orang panitia yang terlibat dalam pengumpulan anak yatim tersebut. Mereka adalah EJ warga Cigondang dan AA warga Kecamatan Panimbang.

Baca Juga:Ribuan Yatim Piatu Jadi Korban Santunan Bodong, Polisi Lakukan Pulbaket

Berdasarkan informasi, awalnya mereka diundang oleh panitia tersebut dan dikumpulkan di Masjid Jamiatul Iqro. Namun hingga Minggu sore, panitia tak kunjung datang. Ribuan anak yatim piatu itu pun harus pulang dengan tangan kosong, kecewa, sedih dan kelaparan.

Kontributor : Saepulloh

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini