"Jadi secara tertulis belum menerima laporan. Waktu orangnya (AA red) ada kami menurunkan Babinkamtibmas dan Kanit Reskrim, ternyata orangnya gak ada di rumahnya,"ujarnya.
Berdasarkan informasi yang didapat Sugiar, kegiatan tersebut anak yatim-piatu dijanjikan akan mendapatkan santunan sebesar Rp 500 ribu per anak, sehingga warga berbondong-bondong untuk ikut dalam kegiatan tersebut.
"Katanya santunan yang di Labuan itu Rp 500 ribu per satu orang akhirnya berbondong-bondong, karena ditelantarkan dan merasa dibohongi mau membakar rumahnya," katanya.
Diberitakan sebelumnya, ribuan anak yatim piatu dari sejumlah kecamatan di Pandeglang, Banten, menjadi korban santunan bodong. Ada dua orang panitia yang terlibat dalam pengumpulan anak yatim tersebut. Mereka adalah EJ warga Cigondang dan AA warga Kecamatan Panimbang.
Baca Juga:Ribuan Yatim Piatu Jadi Korban Santunan Bodong, Polisi Lakukan Pulbaket
Berdasarkan informasi, awalnya mereka diundang oleh panitia tersebut dan dikumpulkan di Masjid Jamiatul Iqro. Namun hingga Minggu sore, panitia tak kunjung datang. Ribuan anak yatim piatu itu pun harus pulang dengan tangan kosong, kecewa, sedih dan kelaparan.
Kontributor : Saepulloh