7 Informasi Penting yang Harus Anda Perhatikan pada Label Makanan

Label makanan memuat banyak informasi seputar nilai gizi yang penting untuk kita ketahui.

Vania Rossa
Kamis, 25 Juni 2020 | 18:44 WIB
7 Informasi Penting yang Harus Anda Perhatikan pada Label Makanan
Ilustrasi membaca label makanan. (Shutterstock)

SuaraBanten.id - 7 Informasi Penting yang Harus Anda Perhatikan pada Label Makanan

Ketika Anda hendak membeli makanan, informasi apa yang pertama kali ingin Anda ketahui dari makanan tersebut? Apakah jumlah kalori, jumlah lemak, atau justru Anda hampir tak pernah mengecek apapun lantaran sudah terbiasa membeli makanan tersebut?

Ya, rasanya, tak banyak di antara kita yang rutin membaca label makanan dan mengecek informasi nilai gizi alias nutrition fact yang tertulis di sana. Kalaupun Anda mengeceknya, mungkin prioritas Anda adalah mengecek waktu kedaluwarasa dan nilai kalori.

Padahal, jumlah kalori bukan satu-satunya informasi yang bisa Anda dapat dari label makanan. Dilansir dari Medical Daily, bahkan ketika Anda sedang diet sekalipun, label makanan menyajikan banyak informasi nilai gizi yang dapat membantu Anda menurunkan berat badan, misalnya saja jumlah serat, lemak jenuh, gula, garam, dan masih banyak lagi.

Baca Juga:Selain Kalori, 7 Informasi Ini Harus Anda Perhatikan pada Label Makanan

Deretan informasi tersebut dapat membantu Anda mengambil keputusan ketika membeli makanan. Apakah makanan atau minuman tersebut baik untuk kesehatan Anda atau tidak, bagaimana makanan tersebut akan mempengaruhi gula darah Anda, berapa lama makanan itu akan membuat Anda kenyang, dan bahkan menunjukkan berapa banyak nutrisi yang ada di dalamnya.

Mulailah jadi konsumen yang cerdas dengan memilih makanan yang bermanfaat bagi tubuh Anda. Dan jangan lupa, biasakan diri untuk selalu mengecek 7 informasi nilai gizi ini pada label makanan sebelum memutuskan untuk membelinya.

1. Kalori total per sajian

Misalnya, pada label makanan tertera bahwa sekantong granola memiliki takaran saji 2, dengan nilai kalori sebanyak 200 kalori per sajian. Itu artinya, sekantong granola tersebut memiliki 2 porsi (yang berarti bisa Anda santap dalam 2 kali waktu makan yang berbeda), dengan masing-masing porsinya mengandung 200 kalori.

Mau menghabiskan satu kantong granola sekaligus untuk sarapan? Boleh saja, sih. Tapi itu artinya, Anda akan mendapat asupan 400 kalori (200 kalori dikali 2 porsi). Begitu juga dengan nilai nutrisi lainnya, mungkin akan menjadi 2 kali lipat, termasuk jumlah gula, garam, dan lemak.

Baca Juga:Siapa Sangka, Makanan Betawi Gado-gado Ternyata Terpengaruh Budaya Portugis

2. Jumlah sajian

Satu bungkus makanan tidak sama dengan satu porsi. Seringkali, makanan kemasan memiliki jumlah sajian lebih dari satu. Misalnya tertulis '8 sajian per kemasan'. Artinya, makanan tersebut dapat dibagi menjadi 8 porsi atau dapat dikonsumsi sebanyak 8 kali.

Perlu Anda tahu bahwa informasi nilai gizi yang tercantum merepresentasikan kandungan nutrisi untuk satu sajian, bukan satu kemasan.

3. Protein

Persentase "nilai harian" untuk protein dan makronutrien lainnya didasarkan pada diet 2.000 kalori per hari. Menurut Lisa Dorfman, ahli gizi olahraga dan penulis "Legally Lean", lebih baik untuk melihat jumlah gram dari suatu nutrisi, karena asupan kalori Anda mungkin bervariasi berdasarkan persentase itu.

Dia merekomendasikan wanita aktif berusia 20-an hingga 40-an untuk mendapatkan sekitar 60 hingga 80 gram protein setiap hari, dengan rincian 5 hingga 15 gram saat sarapan (lebih banyak jika Anda berolahraga di pagi hari), 15 hingga 30 gram saat makan siang atau makan malam, dan 5 hingga 12 gram dari camilan.

4. Lemak

Anda juga harus melihat kandungan lemak produk. "Tak perlu fobia lemak, karena lemak membuat kenyang dan membantu Anda menyerap vitamin yang larut dalam lemak," kata Dorfman.

Namun, dia menambahkan bahwa Anda tidak perlu lebih dari 40 hingga 60 gram lemak per hari untuk menjadi sehat dan aktif.

Total jumlah lemak bukanlah satu-satunya hal yang harus diperhatikan ketika menyangkut lemak. Anda juga perlu melihat jenis lemak yang ada. Buang makanan yang mengandung lemak trans. Ingat, Anda tidak perlu mengonsumsi lebih dari 6 gram lemak jenuh yang kurang sehat setiap hari.

5. Karbohidrat dan serat

Setelah Anda memeriksa kadar protein dan lemak produk, Anda juga harus melihat kandungan karbohidratnya. Pada informasi nilai guzu, Anda akan melihat total gram karbohidrat serta berapa banyak yang berasal dari serat dan gula.

Dorfman mengatakan untuk tidak memedulikan jumlah total karbohidrat. Sebaliknya, perhatikan karbohidrat yang berasal dari serat dan gula. "Tubuh Anda membutuhkan karbohidrat untuk membakar lemak. Pastikan ada serat di sana," katanya.

Setidaknya, menurut Dorfman, dua (atau tiga) gram serat untuk setiap 100 kalori. Satu studi menemukan bahwa setidaknya satu gram serat untuk setiap 10 gram karbohidrat juga dianggap sebagai rasio yang bermanfaat.

6. Gula Tersembunyi

Label makanan juga dapat menunjukkan jumlah total gula dalam suatu produk yang ditambahkan oleh produsen makanan. Melalui sedikit riset, Anda dapat mengetahui apakah makanan yang Anda makan telah dibubuhi gula ekstra - bahan yang terkait dengan obesitas, penyakit jantung, dan diabetes.

Carilah glukosa, fruktosa, dan bahan-bahan lain yang berakhiran "-osa", yang berarti adalah gula tambahan. Bahkan menambahkan gula dari sumber yang tampaknya sehat, seperti madu, harus dibatasi.

7. Bahan

Apa pun yang tertulis pertama kali di daftar bahan atau ingredient, itulah bahan utama makanan tersebut. Sedangkan yang ditulis di akhir biasanya kandungannya paling sedikit. Jika tepung tergigu atau gula berada di urutan teratas, jauhi produk-produk tersebut. Sebaliknya, cari makanan yang mencantumkan jenis makanan utuh sebagai bahan utamanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini