Hidup Korban Banjir Lebak Terseok-seok, Makanan Menipis, Berharap Bantuan

Bantuan mulai berkurang.

Pebriansyah Ariefana
Kamis, 06 Februari 2020 | 05:20 WIB
Hidup Korban Banjir Lebak Terseok-seok, Makanan Menipis, Berharap Bantuan
Korban banjir Lebak (Antara)

SuaraBanten.id - Stok kebutuhan bahan pokok di tenda pengungsian korban banjir bandang di Kampung Seupang Desa Pajagan Kecamatan Sajira Kabupaten Lebak menipis sehingga dikhawatirkan menimbulkan kerawanan pangan.

Selama ini, pendistribusian bantuan bahan pokok dari relawan, dermawan,pemerintah, BUMN dan perusahaan swasta yang peduli terhadap korban bencana banjir bandang menurun drastis dibandingkan masa tanggap darurat. Mmereka para donasi yang menyalurkan bantuan bahan pokok ke warga yang tinggal di tenda pengungsian bisa dihitung jari.

"Kami berharap persediaan bahan pokok itu terpenuhi pasca-berakhirnya masa tanggap darurat," kata Bubun (50) seorang penanggungjawab posko pengungsian di Desa Pajagan Kecamatan Sajira Kabupaten Lebak, Rabu.

Bahkan, persediaan bahan pokok yang ada mulai menipis akibat menurunnya penyaluran bantuan tersebut.

Baca Juga:Dari Makanan ke Instagram, Ini Sumber Utama Penyebab Banjir di Jakarta

"Kami merasa khawatir jika bahan pokok itu menipis bisa menimbulkan kerawanan pangan," katanya menjelaskan.

Begitu juga warga pengungsi lainnya, Defri (40) mengatakan saat ini warga yang tinggal di tenda-tenda pengungsi Kampung Seupang Desa Pajagan itu sebanyak 50 unit tenda, 290 jiwa dan 70 KK bisa menimbulkan kerawanan pangan. Sebab, kehidupan masyarakat setempat hingga kini masih mengandalkan bantuan dan belum kembali bekerja.

"Kami sendiri hingga kini untuk menutupi kebutuhan bahan pokok dari bantuan itu, karena belum bekerja akibat diterjang bencana alam," katanya.

Menurut dia, masyarakat sangat mendambakan bantuan bahan pokok terpenuhi selama tinggal di tenda pengungsian. Mereka kini lebih memikirkan pasca-bencana agar bisa hidup seperti sebelumnya dengan memiliki tempat tinggal yang layak dan bisa terpenuhi kebutuhan ekonomi sehari-hari.

"Kami merasa bingung hingga kini masih bertahan di tenda pengungsi dan belum jelas ke depan tinggal dimana pasca-bencana alam itu," ujarnya.

Baca Juga:Dilantik Jadi Kepala BPIP Hari Ini, Rektor UIN Jogja Banjir Ucapan Selamat

Sementara itu, sejumlah warga di tenda pengungsian mengatakan bahwa mereka hingga kini makan sehari-hari dipasok dari dapur umum yang melibatkan relawan lokal. Mereka masih menggantungkan makan sehari-hari dari dapur umum itu, karena tinggal di tenda pengungsian tidak memiliki peralatan dapur maupun alat memasak.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini