SuaraBanten.id - Rencana pemerintah untuk menghapus subsidi gas elpiji 3 kilogram mendapat respon dari warga di Kabupaten Pandeglang.
Salah satunya disampaikan pedagang nasi goreng di Kecamatan Panimbang, Dadan. Dia mengaku keberatan dengan rencana pemerintah yang akan mencabut subsidi gas elpiji tabung 3 kilogram.
“Jelas kami terbebani. 1 tabung gas elpiji 3 kilogram paling kepakai 2 hari. Dalam seminggu 2-3 tabung gas, dikalikan harga gas Rp35-40 ribu. Belum lagi harga bahan pokok yang tidak stabil, terus kami harus menjual nasi goreng berapa 1 piringnya? Pembeli juga pasti terbenani lah,” kata Dadan kepada BantenHits.com-jaringan Suara.com pada Selasa (21/1/2020).
Dia menilai mekanisme penyaluran gas elpiji yang langsung ditujukan kepada masyarakat miskin akan semakin memberatkannya sebagai pedagang kecil.
Baca Juga:Ramai Bahas Subsidi Gas Elpiji 3 Kg, Kementerian ESDM Buka Suara
“Ini tidak masuk akal, kami harap pemerintah batal mencabut subsidi gas elpiji 3 kilogram,” katanya.
Sementara itu, kalangan warga miskin di Kabupaten Pandeglang mengaku tak akan ambil pusing dengan rencana pemerintah tersebut. Bahkan, mereka bersiap menjual tabung gas yang dimiliki dan beralih menggunakan kayu bakar.
“Kami mah enggak mau pusing. Di sini mah banyak kayu bakar. Ya pakai kayu bakar lagi, tinggal beli tungku saja. Tabung gas-nya juga mau saya jual kalau gas elpiji jadi naik mah,” ujar Warga Kecamatan Cigeulis Yuyum.
Merespon rencana tersebut, Wakil Bupati Pandeglang Tanto Warsono Arban juga ikut menolaknya. Dia mengemukakan, jika subsidi gas 3 kilogram dicabut akan merugikan masyarakat kecil.
Menurutnya, pemerintah pusat harus memperbaiki pendistribusian dan pengawasan penyaluran gas elpiji 3 kilogram, sehingga masyarakat yang tidak mampu bisa memanfaatkan fasilitas bagi warga miskin.
Baca Juga:Subsidi Gas Melon Mau Dicabut, DPR: Hati-hati
“Oleh karena itu perlu ada perbaikan manajemen saja dalam retribusi, tidak dipangkas subsidinya sehingga tepat sasaran bagi masyarakat miskin,” jelasnya.
- 1
- 2