Tengok Korban Banjir Lebak, Menko PMK Soroti Kelayakan Tempat Pengungsian

Salah satu yang harus dibenahi yakni pelayanan dasar, seperti lokasi pengungsian yang memenuhi standar keamanan dan kenyamanan para korban bencana.

Chandra Iswinarno
Sabtu, 04 Januari 2020 | 11:50 WIB
Tengok Korban Banjir Lebak, Menko PMK Soroti Kelayakan Tempat Pengungsian
Suasana pengungsian akibat bencana banjir dan tanah longsor di Kabupaten Lebak, Banten. (Suara.com/Yandhi Deslatama)

SuaraBanten.id - Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menyatakan masih banyak yang harus dibenahi dalam penanganan bencana banjir bandang dan tanah longsor di Kabupaten Lebak.

Dia menyebut, salah satu yang harus dibenahi yakni pelayanan dasar, seperti lokasi pengungsian yang memenuhi standar keamanan dan kenyamanan para korban bencana.

"Pertama harus dipastikan bahwa para korban bencana banjir di sini harus mendapatkan pelayanan dasarnya cukup, terutama kesehatan. Kemudian kebutuhan makan sehari-hari, kemudian juga tempat penampungan sementara yang layak," kata Muhadjir saat meninjau korban banjir bandang dan tanah longsor di posko pengungsian di Kecamatan Lebak Gedong Kabupaten Lebak pada Sabtu (04/01/2020).

Untuk menyambungkan akses perkampungan yang jembatannya terputus, Muhadjir mengatakan telah meminta bantuan ke pihak TNI agar menyediakan jembatan sementara yang biasa digunakan untuk dilokasi pertempuran.

Baca Juga:Pembalakan dan Tambang Liar Sebabkan Banjir Lebak, Polisi: Akan Didalami

Jembatan itu nantinya juga akan memudahkan evakuasi dan mengirimkan bantuan logistik ke warga korban bencana banjir bandang serta tanah longsor di Kabupaten Lebak.

"Tadi Pak Kepala BNPB sudah berinisiatif akan minta bantuan dari panglima TNI, dari zeni bangunan untuk membangun jembatan sementara yang bisa dilalui. Paling tidak ada tiga yang dibutuhkan, karena kalau menunggu proses dari kementerian agak lama. Kalau dari TNI sudah ada, biasanya untuk perang sudah ada jembatan yamg dibangun dalam waktu yang singkat, sehingga bisa dilalui oleh masyarakat," terangnya.

Ketersediaan obat-obatan pun akan dipenuhi oleh Kementrian Kesehatan (Kemenkes), agar kondisi kesehatan para korban bencana alam tetap terjaga dan tidak jatuh sakit selama di pengungsian.

"Yang penting di jamin kesehatannya dulu, nanti saya akan minta Kemenkes untuk menjamin obat-obatannya, terutama multivitamin untuk mereka," jelasnya.

Sementara itu, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen Doni Monardo mengemukakan, penyaluran distribusi bantuan dan evakuasi warga terdampak banjir bandang dan longsor di Kabupaten Lebak yang masih terisolir akan menggunakan helikopter.

Baca Juga:Bupati Lebak: Banjir Bandang Akibat Pembalakan dan Tambang Emas Liar

"Nanti BNPB bekerjasama dengan TNI telah menyiapkan satu unit heli yang akan digunakan beberapa hari di wilayah ini, terutama untuk mendorong logistik dan mengevakuasi korban-korban yang mungkin membutuhkan perawatan kesehatan," kata Kepala BNPB, Doni Monardo, saat meninjau posko pengungsian di Kecamatan Lebak Gedong, Kabupaten Lebak, Banten, Sabtu (04/01/2020).

Doni mendapat laporan dari Bupati Lebak, telah ada delapan jenazah korban banjir bandang dan longsor yang telah ditemukan. Diperkirakan, jumlah korban jiwa akan terus bertambah karena masih terus dilakukan pencarian oleh tim SAR gabungan.

"Berdasarkan laporan sementara dari Ibu bupati, terdapat sejumlah delapan korban meninggal, enam orang tertimbun kemudian dua orang hanyut, satu belum ditemukan," terangnya. 

Sementara itu, dari data sementara yang diterima BNPB, setidaknya ada sekitar seribu rumah rusak, mulai dari tertimbun longsor hingga hanyut terbawa derasnya banjir bandang.

Penyebab bencana alam di Lebak tersebut, diduga akibat penggundulan hutan dan aktivitas pertambangan emas liar di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS).

"Berdasarkan laporan awal dari kepolisian daerah Banten, penyebab utama selain hujan yang sangat lebat di Gunung Halimun-Salak, adalah sejumlah tambang yang pecah. Jadi tambang yang sudah ditinggalkan itu ambrol, longsor dan membawa material bebatuan dan juga lumpur. Nah inilah yang menyapu sepanjang Sungai Ciberang ini dan menimbulkan kerugian yang cukup massif." 

Kontributor : Yandhi Deslatama

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini