Pencarian Penyelam Hilang di Sangiang Gunakan Drone Bawah Laut

Pencarian hari kedua untuk mencari penyelam hilang di perairan Pulau Sangiang akan gunakan ROV.

RR Ukirsari Manggalani
Selasa, 05 November 2019 | 07:16 WIB
Pencarian Penyelam Hilang di Sangiang Gunakan Drone Bawah Laut
Apel pencarian penyelam hilang di perairan Pulau Sangiang yang melibatkan Remotely Operated Vehicle (ROV) [Suara.com/Yandhi Deslatama].

SuaraBanten.id - Pencarian tiga penyelam yang hilang di perairan Pulau Sangiang, Kabupaten Serang, Banten, pada Minggu (3/11/2019) menggunakan drone bawah air atau Remotely Operated Vehicle (ROV) milik Polairud Polda Banten, untuk melihat kondisi di dalam laut.

"Alat pendeteksi alat bawah laut milik Polair yang dikerahkan, nama alatnya ROV, alat perekam bawah laut," kata Kasubsi Ops Basarnas Banten, Hairu Amir, melalui pesan singkatnya, Selasa (05/11/2019).

 Remotely Operated Vehicle (ROV)  milik Polairud Polda Banten digunakan untuk mendeteksi lokasi para penyelam yang dikhawatirkan hilang di perairan Pulau Sangiang [Suara.com/Yandhi Deslatama].
Remotely Operated Vehicle (ROV) milik Polairud Polda Banten digunakan untuk mendeteksi lokasi para penyelam yang dikhawatirkan hilang di perairan Pulau Sangiang [Suara.com/Yandhi Deslatama].

Luas pencarian di hari pertama pada Senin kemarin (4/11/2019) mencapai 12 mil laut. Namun belum membuahkan hasil. Terlebih, di lokasi hilangnya para penyelam itu terdapat pusaran air.

"Kendalanya memang arus di sekitar lokasi kejadian, cukup kencang. Dan info yang kami dapat, terdapat pusaran air di sekitar lokasi. Luas pencarian ke arah selatan sekutar 12 mil," terangnya.

Baca Juga:5 Hits Otomotif Pagi: Bus Listrik MAB Melantai, Lewis Hamilton Juara Dunia

Pencarian penyelam yang hilang menggunakan drone bawah air atau ROV pun tidak berjalan mulus, lantaran arus bawah laut yang cukup kencang. Sehingga harus dihentikan saat pencarian hari pertama. Pencarian hari kedua, Selasa (5/11/2019) akan menggunakan ROV kembali, jika kondisi arus laut dan cuaca memungkinkan.

"Pencarian menggunakan drone bawah laut dihentikan, dikarenakan arus bawah berkecepatan lebih dari 2 knot," kata Kabid Humas Polda Banten, Kombes Pol Edy Sumardi, melalui pesan singkatnya, Selasa (5/11/2019).

Sebelumnya sempat diberitakan bahwa tujuh WNA China melakukan penyelaman di perairan Pulau Sangiang, pada Minggu (3/11/2019). Mereka berangkat dari Pantai Mabak sekitar pukul 13.30 WIB. Kemudian sampai di perairan Pulau Sangiang sekitar pukul 13.45 WIB dan langsung melakukan penyelaman.

Penyelam dibagi dalam dua kelompok, kelompok pertama muncul ke permukaan laut sekitar pukul 14.45 WOB. Tim kedua sempat muncul kemudian masuk ke dalam air lagi dan tidak muncul kembali. Dugaan sementara, para turis asal China ini terseret arus bawah laut.

Pencarian dilakukan menggunakan helikopter Basarnas yang sedang melakukan latihan di Pantai Anyer, serta tiga unit kapal milik TNI AL, yakni KAL Tamposo, KAL Badak, dan KSL Sangiang. Kemudian KN SAR Drupada Banten milik Basarnas dikerahkan.

Baca Juga:5 Hits Otomotif Pagi: Selamat Jalan, Afridza Munandar

Disebutkan bahwa salah satu petinggi perusahaan mobil Wuling Motors Indonesia ikut menjadi korban hilangnya penyelam ini, yaitu Tan Xue Tao, berjenis kelamin lelaki. Dua lagi adalah Tian Yu dari PT China-Indonesia dan Wang Bing Yang dari PT Morowali Industry Aico.

Kontributor : Yandhi Deslatama

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini