SuaraBanten.id - Siti Alliah (19), anak dari petani karet di Pasaman, Sumatera Barat (Sumbar), menulis surat terbuka yang ditujukkan ke Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Dalam suratnya itu, ia berharap agar dibantu biaya masuk kuliah di kampus Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) Banten.
Diketahui, Siti mengambil jurusan Teknik Elektro di Fakultas Teknik Untirta yang berada di Kota Cilegon, Banten.
Siti diharuskan membayar uang pangkal di kampus Untirta sebesar Rp 15 juta. Sebagai anak petani karet, Siti mengaku uang tersebut terlalu besar bagi keluarganya.
"Tapi sayang nya pas saya cek uang pangkalnya saja Rp 15 juta. Nah pikiran saya, orang tua saya saja bekerja seperti ini, jadi enggak mungkin mereka bisa biayain kuliah saya begitu kan. Saya mengirim itu (surat terbuka ke Presiden Jokowi), karena saya ingin dapat bantuan dari pemerintah agar saya bisa tetap sekolah," kata Siti Alliah melalui sambungan telepon, Kamis (01/08/2019).
Baca Juga:Hilang di Gunung Pulosari, 6 Mahasiswa Untirta Akhirnya Ditemukan
Menyandang gelar juara kelas sewaktu duduk di bangku SMA, Siti sempat mengikuti ujian melalui jalur SNMPTN dan SBMPTN, namun gagal. Hingga ahirnya dia menempuh jalur Ujian Mandiri (UM) di kampus Untirta.
Dalam surat terbuka untuk Presiden Jokowi itu, Siti mengaku harus merogoh tabungan pribadinya untuk bisa mengikuti seleksi UM.
"Sejumlah uang tabungan saya keluarkan agar bisa mendaftar di salah satu Universitas Negeri melalui jalur mandiri, uang Rp 350.000 sebagai biaya pendaftaran tentu buat saya itu adalah biaya yang besar untuk orang kampung, dengan pengahasilan orang tua yang hanya seorang petani karet," tulis Siti dalam surat terbuka itu.
Sedangkan pihak kampus menyatakan apa yang ditulis oleh Siti merupakan hak setiap warga negara untuk menyampaikan pendapatnya. Namun Untirta tidak bisa memberikan Bidikmisi, lantaran beasiswa tersebut hanya diperuntukkan bagi mahasiswa yang masuk melalui jalur SNMPTN maupun SBMPTN.
"Jalur mandiri dalam Permenristekdikti dibolehkan meminta biaya pengembangan institusi. Kalau ingin beasiswa Bidikmisi, harus lulus SNMPTN atau SBMPTN," kata Rektor Untirta, Soleh Hidayat, melalui pesan singkatnya, Kamis (01/08/2019).
Baca Juga:Identitas 6 Mahasiswa Untirta yang Hilang di Gunung Pulosari
Berikut tulisan lengkap surat terbuka Siti Alliah yang ditujukkan untuk Presiden Jokowi:
SURAT TERBUKA
Yang terhormat,
Bapak Presiden Republik Indonesia Joko Widodo
Sebelumnya izinkan perkenalkan nama saya Siti Alliah (19 tahun) Nomor induk siswa nasional 000827264. Saya baru saja menamatkan pendidikan Sekolah Menengah Atas. Saya salah satu bagian dari 545.910 anak Indonesia yang kurang beruntung tidak lulus dari SBMPTN yang belum lama ini di umumkan. Saya sadar betul dengan kemampuan orang tuaku untuk membiayai kuliahku jika kelak aku dapat diterima di perguruan tinggi. Selain kesungguhan dalam belajar untuk berjuang agar dapat lulus melalui jalur SBMPTN dan dapat diterima sesuai jurusan yang dicita-citakan, mengikuti program Bidikmisi adalah jalan yang diharapkan dapat meringankankan biaya kuliah. Semua persyaratan program Bidikmisi saya persiapkan dengan baik.
Selain mengikuti jalur SBMPTN saya termasuk siswa yang berprestasi di sekolah, setidaknya predikat juara kelas masih mampu saya raih. Sehingga saya dapat kesempatan mendaftar melalui jalur SNMPTN. Namun usahaku belum juga beruntung.
Meskipun keberuntungan belum menaungiku masuk perguruan tinggi melalui jalur SNMPTN dan SBMPTN. Usahaku tidaklah terhenti sampai disitu, sejumlah uang tabungan saya keluarkan agar bisa mendaftar disalah satu Universitas Negeri melalui jalur mandiri, uang Rp 350.000 sebagai biaya pendaftaran tentu buat saya itu adalah biaya yang besar untuk orang kampung dengan pengahasilan orang tua yang hanya seorang petani karet.
Saya sangat bersyukur usahaku masuk perguruan tinggi negeri melalui jalur mandiri lulus sesuai pilihan jurusan yang saya harapkan. Saya dinyatakan lulus pada jurusan TEKNIK ELEKTRO (Universitas Sultan Ageng Tirtayasa). Akan tetapi rasa senang kelulusan ini tak berlangsung lama, melihat adanya syarat dan kewajiban yang di bebankan Universitas kepada saya untuk membayar diawal biaya Pengembangan Institusi/uang pangkal minimal sebesar Rp.15.000.000 (lima belas juta rupiah).
Tekat awal yang kuat untuk dapat kuliah di Universitas Negeri dan berharap setelah menyelesaikan pendidikan nantinya dapat membantu keluarga, namun tekat itu kini tak sekuat dulu lagi melihat sejumlah biaya yang rasanya tak mampu orang tuaku bayarkan.
Melalui surat ini saya memohon kepada Bapak Presiden Joko Widodo agar memberikan kemudahan kepada kami, anak-anak Indonesia, yang punya keinginan yang kuat melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi namun terkendala dengan biaya pendidikan.
Saya memohon rasa keadilan, disaat harapan masuk Universitas Negeri dapat meringankan beban orang tua, tetapi sebaliknya Universirtas Negeri yang di biayai oleh Negara masih mewajibkan pembayaran biaya Pengembangan Institusi yang tidak sedikit kepada saya sebagai calon mahasiswa.
Saya memohon kepada Bapak Presiden agar anak-anak Indonesia yang bernasib sama, atau bahkan lebih susah dari saya, dapat diberikan perhatian pendidikannya. Saya percaya bahwa Bapak Presiden sangat peduli dengan pendidikan Indonesia. Karena melalui pendidikanlah salah satu jalan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
Demikian isi surat ini saya nyatakan dengan yang sebenar-benarnya sesuai apa yang saya alami saat ini.
Pasaman,30 Juli 2019
Hormat saya
Siti Alliah
Kontributor : Yandhi Deslatama