Kisah Tragis 13 Orang Gotong Tandu Warga Miskin yang Sakit buat Berobat

Supaya tubuh Junaedi tak terkena langsung air hujan, keluarga menutupinya dengan plastik.

Reza Gunadha
Rabu, 20 Maret 2019 | 14:37 WIB
Kisah Tragis 13 Orang Gotong Tandu Warga Miskin yang Sakit buat Berobat
Warga bergantian membawa Junaedi yang tengah sakit menggunakan tandu dari sarung dan bambu. [Bantenhits]

SuaraBanten.id - Junaedi, warga Kampung Leuwi Buled, Desa Leuwi Balang, Kecamatan Cikeusik, Kabupaten Pandeglang, Banten, terpaksa harus ditandu menggunakan sarung dan bambu agar bisa ke puskesmas untuk mendapat pengobatan.

Ia terpaksa ditandu seharian pada Selasa (19/3/2019), karena buruknya akses jalan di desa tersebut.

Meski di tengah guyuran hujan, keluarga tetap membawa Junaedi menembus satu-satunya jalan desa yang kondisinya berlumpur supaya segera bisa mendapatkan perawatan.

Supaya tubuh Junaedi tak terkena langsung air hujan, keluarga menutupinya dengan plastik.

Baca Juga:Sudah Minta Maaf, Kasus Bella Luna Tetap Berjalan di Kepolisian

“Iya jalannya rusak parah, penuh lumpur. Jalan dari rumah ke puskesmas itu 6 kilometer, cuma ditandunya itu 4 kilometer doang. Selama perjalanan, kami kesulitan karena licin,” kata Jumhadi salah seorang keluarga kepada BantenHits.com—jaringan Suara.com, Rabu (20/3/2019).

Pasien puskesmas di Pandeglang terpaksa ditandu karena jalan rusak parah. (Foto via Bantennews.co.id)
Pasien puskesmas di Pandeglang terpaksa ditandu karena jalan rusak parah. (Foto via Bantennews.co.id)

13 Warga Bergantian Menggotong

Menurut Jumhadi, ketika membawa pria berumur 40 tahun itu, pihak keluarga dibantu oleh sekitar 13 warga yang bergantian membawa Junaedi melalui jalan sepanjang 6 kilometer.

Ia mengakui, bukan tidak ingin melibatkan pihak Puskesmas Cikeusik dalam membawa Junaedi memakai  ambulans. Namun, keluarga sadar akan akses jalan yang tidak bisa dilalui mobil.

“Di puskesmas juga ada ambulans, tapi kami tidak meminta bantuan, karena ini kan akses jalannya tidak bisa dilalui mobil, jadi percuma,” jelasnya.

Baca Juga:Pekan Depan, Pemprov Jateng Janji Buka Dana Apel Kebangsaan Rp 18 Miliar

Setelah lebih dari 3 kilometer berjalan, pihak keluarga memutuskan tidak meneruskan membawa ke puskesmas, melainkan diobati di rumah orang tuanya di Kecamatan Munjul.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini