- Warganet memprotes video capaian pemerintah di bioskop.
- Mereka menyerukan aksi datang terlambat untuk menghindarinya.
- Tayangan tersebut dinilai sebagai propaganda ala negara otoriter.
SuaraBanten.id - Penayangan video serangkaian klaim capaian program pemerintahan Presiden Prabowo Subianto sebelum film utama dimulai di bioskop, telah memicu gelombang kritik tajam.
Ruang hiburan yang seharusnya menjadi tempat pelarian dari hiruk pikuk politik kini terasa berbeda.
Alhasil, kondisi itu melahirkan gerakan protes unik dari warganet: ajakan untuk datang terlambat.
Fenomena ini meledak di media sosial, di mana banyak penonton bioskop merasa "terganggu" dan menganggap tayangan tersebut sebagai propaganda yang tidak pada tempatnya.
Sebagai respons, muncul seruan masif agar para penonton sengaja masuk ke dalam studio 15 menit setelah jadwal film dimulai.
Tujuannya sederhana, yakni untuk menghindari paksaan menonton video klaim pemerintah Prabowo tersebut.
Pengguna Instagram menjadi salah satu pemicu gerakan ini, yang kemudian disambut luas oleh warganet lainnya.
"Selama ini orang ke bioskop itu untuk cari hiburan, bukan disuguhi propaganda politik seperti ini," tulis pengguna Instagram di unggahan akun populer @catatanfilm, dikutip hari Senin (15/9/2025).
Dukungan terhadap aksi ini terlihat jelas dari interaksi di media sosial.
Baca Juga: Terbaru Sri Asih, 4 Film Pevita Pearce
Unggahan @catatanfilm yang menginformasikan adanya pemutaran video Prabowo tersebut hingga Minggu (14/9/2025) sore, telah disukai lebih dari 74 ribu kali.
Tak hanya itu, unggahan tersebut juga dibanjiri lebih dari 14 ribu komentar, mayoritas bernada protes dan mendukung gerakan datang terlambat.
Indoktrinasi ala negara fasis
Kritik tidak hanya datang dari masyarakat umum. Para ahli dan aktivis turut angkat bicara, menilai langkah pemerintah ini sebagai sebuah kemunduran.
Direktur Eksekutif Amnesty Internasional Indonesia, Usman Hamid, bahkan melabeli tindakan ini sebagai bentuk indoktrinasi.
"Ya, cara-cara seperti ini sering dilakukan negara otoriter dan fasistik," kata Usman Hamid.
Tag
Berita Terkait
- 
            
              Terbaru Sri Asih, 4 Film Pevita Pearce
- 
            
              Karya Terbaru Bayu Skak Siap Tayang di Bioskop, 5 Fakta Film Lara Ati
- 
            
              Terpopuler: Ortu Atta Halilintar Romantis Nonton Berdua di Bioskop, Putri Delina dan Mayang Disebut ABG Kesayangan
- 
            
              Pantesan Anaknya 11, Ortu Atta Halilintar Terciduk Romantis Nonton Berdua di Bioskop
Terpopuler
- Profil 3 Pelatih yang Dirumorkan Disodorkan ke PSSI sebagai Pengganti Kluivert
- 5 Rekomendasi Mobil Sunroof Bekas 100 Jutaan, Elegan dan Paling Nyaman
- 5 Day Cream Mengandung Vitamin C agar Wajah Cerah Bebas Flek Hitam
- Warna Lipstik Apa yang Bagus untuk Usia 40-an? Ini 5 Rekomendasi Terbaik dan Elegan
- 5 Pilihan Produk Viva untuk Menghilangkan Flek Hitam, Harga Rp20 Ribuan
Pilihan
- 
            
              Cerita Danantara: Krakatau Steel Banyak Utang dan Tak Pernah Untung
- 
            
              Harga Emas Turun Empat Hari Beruntun! Galeri 24 dan UBS Hanya 2,3 Jutaan
- 
            
              Jeje Koar-koar dan Bicara Omong Kosong, Eliano Reijnders Akhirnya Buka Suara
- 
            
              Saham TOBA Milik Opung Luhut Kebakaran, Aksi Jual Investor Marak
- 
            
              Isuzu Kenalkan Mesin yang Bisa Telan Beragam Bahan Bakar Terbarukan di JMS 2025
Terkini
- 
            
              Cengkeh Terkontaminasi Radioaktif? Begini Penjelasan Lengkap Pemerintah Soal Kasus Lampung Selatan
- 
            
              Urban Sneaker Society 2025 JICC: Kolaborasi Kreatif Didukung BRI dan BRImo Tampilkan Produk Seru
- 
            
              Serap Aspirasi Warga, Dede Rohana Terima Aduan Soal Infrastruktur dan Truk ODOL
- 
            
              Strategi Diversifikasi Berbuah Manis, J Trust Bank Perkuat Laba dan Modal di 2025
- 
            
              558 Ton Material Radioaktif di Cikande Diamankan, Ini Kabar Terbaru Nasib 22 Pabrik!