Scroll untuk membaca artikel
Hairul Alwan
Senin, 21 April 2025 | 11:20 WIB
Ilustrasi pengeroyokan yang dilakukan oknum TNI yang menewaskan pemuda asal Serang, Banten. [ANTARA]

“Mobil Agya itu geber-geber kenalpot. Temen saya karena nggak merasa ada masalah apa-apa lanjut aja mau ikut gabung,” immbuhnya.

Entah apa yang membuat oknum TNI tersebut tersinggung langsung mengejar pengendara Honda Jazz. Tiba di lokasi oknum TNI yang sudah terlatih itu langsung menendang sopir Honda Jazz.

Korban yang panik langsung mendekati ATM Center milik BJB supaya terekam kamera CCTV. Sementara satu korban lain yang menggunakan motor juga tak luput dari bogem mentah oknum tersebut.

“Teman saya kan nanya, ada apa ini Bang? Apa masalahnya, tapi langsung ditonjok.” Korban inipun langsung menuju ATM Center agar terekam CCTV.

Baca Juga: PSU Kabupaten Serang: Andika-Nanang Kalah Telak di Kandang Ratu Zakiyah

Pada saat itu romobongan pemuda yang menyaksikan penganiayaan itu meminta korban lari menghindari para oknum tersebut. 

“Kami malah dihajar pakai helm semua. Kami tanya kenapa ini Bang, tapi terus dihajar pakai helm.”

Satu korban lain yang berontak karena tak tahan dihajar menggunakan helm langsung ditodong pistol pada bagian perut. Korban akhirnya memilih menghindar.

Setelah mendapat hantaman bertubi-tubi, korban Fahrul Abidilah alias Faung berdiri dari duduknya. Saat itu oknum TNI mengira korban akan membantu rekannya yang langsung dicekik dan dibanting.

“Kami lihat almarhum diinjak-injak kepalanya,” ujar korban dengan suara bergetar.

Baca Juga: Ratu Zakiyah-Najib Menang 76 Persen Hasil Real Count Tim Pemenangan

Setelah menghajar korban para pelaku langsung menuju tempat hiburan malam Alexa yang berada di lantai 4 Ramayana Serang. Di sana secara tidak sengaja, satu wanita pekerja membuat InstaStory memperlihatkan para pelaku.  

“Kawan kami yang lain memberitahu bahwa pelaku ke tempat hiburan setelah kejadian.”

Melihat korban terkapar lemah, kelompok korban penganiayaan langsung membawa Faung ke Rumah Sakit Sari Asih, Serang. Di sana dokter memvonis pembuluh darah pada bagian kepala korban pecah dan mengalami pendarahan.

"Kami sedih, korban orang baik dan nggak pernah buat masalah di antara kami. Bahkan di lingkungan kerja di Mall of Serang rekan-rekan korban bersedia urunan (menyumbang) biaya pengobatan korban," tandasnya.

Karena alasan biaya dan kondisi kesehatan yang terus memburuk, korban kemudian dipindahkan ke RSUD Banten. Dua malam korban koma sebelum pada akhirnya meninggal dunia pada Jumat (18/4/2025).

Kontributor : Yandi Sofyan

Load More