SuaraBanten.id - Pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) khususnya yang berasal dari perdesaaan dan memiliki produk unggulan perlu untuk terus didorong agar memperluas penjualan dan jangkauan pasarnya. Langkah ini untuk mendukung terwujudnya kemandirian ekonomi dan kesejahteraan masyarakat secara merata. Hal itu pula yang menjadi salah satu komitmen BRI dalam pemberdayaan segmen UMKM, dengan kembali menggelar Bazaar UMKM BRILiaN edisi spesial Produk Unggulan Kawasan Perdesaan (Prukades). Kali ini, Perwaikilan Desa BRILiaN dari berbagai wilayah mengikuti bazaar tersebut di Taman Kantor Pusat BRI, Jakarta, (15/9/2023).
Terkait dengan hal tersebut Direktur Bisnis Mikro BRI, Supari mengatakan, kegiatan yang melibatkan Desa BRILiaN ini dihadirkan untuk mendorong penjualan dan memperluas pasar produk unggulan desa baik secara offline maupun online. Seperti diketahui, Desa BRILiaN sendiri merupakan program pemberdayaan yang bertujuan menghasilkan role model dalam pengembangan desa.
Prosesnya melalui implementasi praktik kepemimpinan desa yang unggul, serta semangat kolaborasi untuk mengoptimalkan potensi desa berbasis Sustainable Development Goals (SDG’s).
“Kegiatan bazaar UMKM BRILiaN merupakan kegiatan rutin setiap bulannya yang sudah di mulai dari tahun 2021. Disini masing-masing desa membawa produk unggulan yang ada di desa, mulai dari kopi, buah, bolu dan makanan ringan,” kata Supari.
Dalam kesempatan ini, delapan Desa BRILiaN yang dilibatkan berasal dari sejumlah wilayah di Indonesia. Mulai dari Desa Sirnajaya, Kabupaten Bogor (Jawa Barat), Desa Rompegadding, Soppeng (Sulawesi Selatan), Nagari Kurnia Selatan, Dharmasraya (Sumatera Barat), dan Desa Kaliwedi, Sragen (Jawa Tengah). Selain itu juga Desa Kenanga, Kabupaten Indramayu (Jawa Barat), Desa Bhuana Jaya, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kalimantan Timur), Desa Selorejo, Kabupaten Malang, dan Desa Pangkul, Kota Prabumulih (Sumatera Selatan).
Supari lanjut menjelaskan, melalui ajang ini perseroan pun mengedukasi pelaku usaha untuk mengimplementasikan inklusi keuangan berbasis digital. Tentunya dengan memanfaatkan aplikasi layanan keuangan dari BRI.
Dalam kegiatan ini, BRI juga memberlakukan mekanisme pembayaran cashless transaction selama proses jual beli produk. Berbagai sistem bayar yang dapat digunakan di antaranya adalah QRIS dan BRImo.
“Terkait inklusi keuangan tersebut, pelaku usaha binaan sudah tak asing dengan upaya perseroan. Secara internal, melalui relationship manager segmen mikro atau biasa disebut Mantri yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, BRI terus meningkatkan inklusi keuangan melalui program pembiayaan” ungkapnya.
Selain itu, Mantri BRI dapat melakukan kurasi kepada nasabahnya untuk naik kelas dan kegiatan ini juga sebagai ruang apresiasi untuk Mantri dan desa yang berhasil naik kelas, dan menjadi inspirasi bagi desa lainnya. Melalui bazaar ini pula Mantri dapat terus berpacu menjadi financial advisor terbaik bagi desa binaannya.
Baca Juga: Saham BBRI Diproyeksi Terus Naik Efek Keberhasilan Transformasi
Sama seperti event sebelumnya yang digelar pada Juni 2023 lalu, usai bazaar ini dibuka stand-stand UMKM BRI langsung diserbu pengunjung. Antusiasme konsumen sangat luar biasa dalam mengapresiasi produk lokal dengan kualitas terbaik.
Dorong Potensi Desa
Dalam kesempatan itu, beberapa peserta bazaar mengaku senang dan bangga datas penyelenggaraan kegiatan tersebut. Salah satunya adalah Kepala Desa Rompegading, Kecamatan Liliriaja, Kabupaten Soppeng, Provinsi Sulawesi Selatan, Sakmawati Rahman.
“Selaku Pemerintah Desa kami berterima kasih kepada BRI. Melalui BUMDes yang ikut serta program Desa BRILiaN sejak 2019 dan mengikuti bazaar ini semakin membantu masyarakat meningkatkan perekonomian. Ini sangat terasa dalam menumbuhkan perekonomian di desa kami,” kata Sakmawati Rahman.
Menurutnya, bazaar ini menambah motivasi warga yang terlibat dalam pengembangan ekonomi desa melalui BUMDes. Dia menjelaskan, BUMDes di daerahnya memberdayakan kaum ibu sejak akhir 2015. Kini, ibu rumah tangga Desa Rompegading lebih berdaya dan mandiri secara ekonomi.
Produk unggulan dari desa tersebut adalah produk – produk makanan khas daerah Soppeng. Omzet BUMDes Rompegading pernah mencapai Rp1 miliar per tahun sebelum pandemi melanda. Pasca-pandemi masyarakat di sana kembali bangkit dengan perputaran omzet sekitar Rp500 juta per tahun.
Berita Terkait
-
Berdayakan UMKM Unggulan Pedesaan, BRI Dorong Perluasan Pasar Produk Desa BRILiaN
-
Pasar Lokal Suara UMKM di Jogja Diikuti Ratusan Peserta
-
Seru! Peserta Pasar Lokal Suara UMKM 3 di Solo Dapat Ilmu Soal Strategi Digital
-
Banyak Ilmu Soal Strategi Digital, Pelaku Usaha Antusias Ikuti Pasar Lokal Suara UMKM 3 di Solo
-
Promosi Produk masih Jadi Kendala Pelaku UMKM, Vera Dapat Banyak Ilmu di Pasar Lokal Suara UMKM
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
Terkini
-
Jaksa Gadungan Beraksi Lagi! Mantan Pegawai Dipecat Kejaksaan Curi Rp310 Juta dan Bawa Revolver
-
Jadi Magnet Baru: Begini Penampakan Masjid Al Ikhlas, Arsitektur Lingkaran dan Kubah Raksasa
-
BRI Perkuat UMKM Lewat Ribuan Program Pemberdayaan dan Torehkan Kinerja Keuangan Positif
-
AgenBRILink Jangkau 80% Desa Indonesia, Perkuat Inklusi Keuangan dan Ekonomi Kerakyatan
-
Lewat CSR, ASG Perkuat Infrastruktur Kesehatan Kota Serang dengan Enam Ambulans