Bagi masyarakat Tanimbar, motif yang disebut Tunis ini mengibaratkan kesiapan mental masyarakat yang selalu berhati-hati dalam setiap hal.
Jika dikaitkan dengan situasi di Indonesia saat ini, lanjut Lisa, makna berhati-hati dari ancaman ini ditonjolkan mengingat kemungkinan adanya isu-isu yang ditebarkan pihak-pihak tak bertanggung jawab menjelang masa Pemilu pada tahun 2024 dan untuk itu Presiden ingin mengingatkan masyarakat agar bersikap hati-hati.
Tak hanya motif anak panah tunggal dan kembar, Presiden Jokowi juga memilih motif bunga anggrek pada bagian selendang kain yang dikenakan Presiden. Motif ini melambangkan keindahan, keuletan dan keagungan.
Namun, jika dibandingkan dengan tahun lalu kesannya akan berbeda, Presiden Jokowi memilih menggunakan baju adat Paksian asal Provinsi Bangka Belitung saat menyampaikan pidato kenegaraan di Sidang Tahunan MPR 2022.
Saat itu, Presiden Jokowi mengenakan jubah panjang sebatas betis warna hijau tosca dengan ornamen bermotif pucuk rebung pada bagian sisi pinggir, ditambah selendang berwarna senada dengan baju dan celana.
Motif pucuk rebung melambangkan kerukunan, sementara warna hijau mengandung filosofi kesejukan, harapan, dan pertumbuhan.
Lisa menjelaskan, Presiden Jokowi melalui busana adat yang dikenakannya ingin menyampaikan pesan optimisme pada masyarakat terutama melalui pemilihan warna hijau untuk busana yang dikenakan.
Warna tosca dapat juga melambangkan laut. Indonesia dengan banyaknya pulau identik dengan kesuburan dan kemakmuran sehingga mungkin inilah alasan Presiden memilih warna hijau.
Sementara pada bagian kepala, Presiden mengenakan tutup kepala atau sungkon berwarna seperti khaki. Warna yang masih satu turunan dengan warna gold itu melambangkan kemakmuran dan kekayaan. Warna gold diwakili sarung tenun yang dipadukan warna merah yang dikenakan Presiden Jokowi di balik jubahnya.
Baca Juga: 2 Kobong di Cimarga Lebak Hangus Terbakar, Diduga Akibat Korsleting Listrik
Melalui baju Paksian yang menggabungkan kebudayaan Arab, Melayu dan Tionghoa, Presiden membawa pesan persatuan. Masyarakat Indonesia yang akan menghadapi tahun politik dua tahun mendatang, diharapkan dapat terus hidup damai dan bersatu.
Namun, apapun yang Presiden kenakan dalam Sidang Tahunan MPR setidaknya dalam tiga tahun terakhir, Lisa meyakini Presiden ingin mengingatkan masyarakat Indonesia tentang semboyan bangsa Bhinneka Tunggal Ika.
Bhinneka Tunggal Ika bisa diartikan sebagai walau berbeda-beda tetapi tetap satu dan menggambarkan kepribadian bangsa Indonesia dengan beragam perbedaan, mulai dari suku, agama, ras, hingga adat. (Antara)
Kontributor: Yandi Sofyan
Berita Terkait
-
Penertiban Tambang Ilegal di Gunung Halimun Salak
-
Fakta-fakta Bank Jatim (BJTM) Jadi Induk Bank Banten, Siapa Pengendali Sahamnya?
-
Hilang 3 Hari, Siswi SMP di Tambora Ditemukan di Banten, Polisi Ungkap Fakta Mengejutkan
-
Gedung Baru Stasiun Rangkasbitung Ultimate Mulai Diuji Coba
-
Dinkes DKI Sebut Tak Ada Rumah Sakit Tolak Rawat Pasien Baduy, Hanya Diminta...
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
Terkini
-
Jadwal KRL Rangkasbitung-Tanah Abang Senin 15 Desember 2025: Keberangkatan Pagi Anti Telat
-
Wakil Kepala BGN Sentil Pedas Mitra MBG: Semangka Setipis Tisu
-
Awas Gelombang Tinggi 2,5 Meter! Polda Banten Minta Nelayan dan Warga Pesisir Puasa Melaut Dulu
-
Pejabat Serang Dilarang Cuti dan 'Minggat' Selama Nataru, Rupanya Ini Alasan Keras Bupati
-
Rahasia Suku Badui Jaga Hutan Lindung 3.100 Hektare Agar Banten Tak Diterjang Bencana