SuaraBanten.id - Ribuan warga Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, mengantri hingga berdesakan untuk mendapatkan bantuan langsung tunai subsidi bahan bakar minyak atau BLT BBM, program keluarga harapan dan bantuan pangan non tunai.
"Kami hingga sore ini masih belum menerima bantuan langsung tunai (BLT) yang dipusatkan di Kecamatan Rangkasbitung," kata Eni (40) warga Bojongmanik Kabupaten Lebak, Sabtu (3/12/2022).
Masyarakat yang menerima bantuan itu terdiri dari subsidi BBM, program keluarga harapan (PKH) dan bantuan pangan non tunai (BPNT).
Keluarga penerima manfaat (KPM) sejak pagi sudah antrian, karena mereka datang dari sembilan kecamatan antara lain Maja, Bojongmanik, Leuwidamar, Cimarga, Kalanganyar, Rangkasbitung, Warunggunung, Cibadak dan Cikulur.
Penyaluran dana BLT itu dipusatkan di Kecamatan Rangkasbitung, sehingga terjadi antrian dan saling berdesakan.
"Kami berharap penyaluran BLT itu, sebaiknya di masing-masing kecamatan," ujar Eni.
Dirinya menerima BLT melalui PKH sebesar Rp1,3 juta untuk kebutuhan bahan pokok, pendidikan anak dan kesehatan.
Selama ini, kata dia, PKH cukup membantu untuk meringankan beban ekonomi keluarga.
Bahkan, dirinya sudah dua tahun menerima PKH, sehingga dapat membantu kesejahteraan keluarga, karena dua anaknya bisa melanjutkan pendidikan di SMP dan SMA.
"Kami berharap tahun depan PKH tetap digulirkan kembali oleh pemerintah," katanya.
Begitu juga warga penerima BLT lainnya, Agus (45) warga Kalanganyar Kabupaten Lebak menyatakan dirinya terpaksa mengantri selama empat jam dari pagi hingga siang menerima dana subsidi BBM sebesar Rp600 ribu.
Meski antrian panjang, dia cukup senang setelah menerima dana subsidi BBM itu. "Kami menggunakan dana itu untuk keperluan membeli bahan pokok," tuturnya.
Sementara itu, Manager Dukungan Umum Kantor Pos Rangkasbitung Kabupaten Lebak Susan Ratna Dewi mengatakan warga yang menerima bantuan sosial itu sebanyak 139 ribu dengan total Rp150 miliar guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah itu.
Masyarakat memperoleh dana BLT bervariasi mulai Rp600 ribu hingga Rp1,3 juta/KPM.
"Kami minta warga yang menerima BLT dari pemerintah itu digunakan untuk pendidikan anak juga tidak untuk konsumtif," katanya. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Eks Pimpinan KPK: Ustaz Khalid Basalamah Bukan Saksi Ahli, Tapi Terlibat Fakta Kuota Haji
- Jahatnya Sepak Bola Indonesia, Dua Pemain Bidikan Persija Ditikung di Menit Akhir
- 5 Rekomendasi Bedak Tahan Air dan Keringat Murah: Anti Luntur Sepanjang Hari
- Klub Impian Masa Kecil Jadi Faktor Jay Idzes Terima Pinangan Aston Villa
- 6 Mobil Bekas 7 Seater Termurah: Nyaman untuk Keluarga, Harga di Bawah Rp 70 Juta
Pilihan
-
Harga Emas Antam Kembali Longsor, Kini Dibanderol Rp 1.907.000/Gram
-
Azizah Salsha, Istri Pratama Arhan Dihujat Habis-habisan Promosi Piala Presiden 2025
-
Diogo Jota Tewas di Jalanan Paling Berbahaya: Diduga Pakai Mobil Sewaan
-
Riau Bangga! Tarian Anak Pacu Jalur Viral Dunia, Ditiru Bintang PSG hingga Pemain AC Milan
-
Baru Jabat 4 Bulan, Erick Thohir Copot Dirut Bulog Novi Helmy Prasetya dan Disuruh Balik ke TNI
Terkini
-
Kelebihan Bayar Lahan RSUD dan Puspemkab Tangerang Rp26 Miliar Disorot BPK
-
Ekspor Banten di Smester 1 Capai 3,6 Dolar Amerika
-
17 SPBU di Lebak Banten Tak Terdaftar Sebagai 'Wajib Pajak'
-
Kasus Kekerasan Seksual Marak, Wali Kota Tangsel Minta RT Hingga Camat Turun Tangan
-
Ditinggal Kerja ke Arab Saudi, Gadis 9 Tahun di Serang Dicabuli Pacar Sang Ibu