SuaraBanten.id - Tragedi Kanjuruhan menyisakan duka mendalam bagi sepak bola Indonesia maupun dunia. Tragedi maut yang menyebabkan lebih dari 187 suporter meninggal dunia itu pun berbuntut panjang hingga sejumlah aparat dicopot dari jabatannya.
Tragedi Kanjuruhan berujung dicopotnya Kapolres Malang, AKBP Ferli Hidayat dari jabatannya. Kabar tersebut disampaikan Kadiv Humas Polri, Irjen Dedi Prasetyo.
Dedi Prasetyo menyampaikan beberapa hal saat konferensi pers di Polres Malang, Senin (3/10/2022) malam. Salah satunya terkait penonaktifan Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat, sesuai keputusan Kapolri.
"Memutuskan berdasarkan surat telegram nomor ST/2098/X/KEP/2022 menonaktifkan sekaligus mengganti Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat SH SIK MH dimutasikan sebagai pamen SSDM Polri dan digantikan oleh AKBP Putu Kholis Aryana SIK yang sebelumnya menjabat sebagai Kapolres Pelabuhan Tanjung Priok Polda Metro Jaya," ujarnya.
Baca Juga: Javier Roca Soal Tragedi Kanjuruhan: Aparat Melampaui Batas
Kapolda Jatim juga melakukan langkah yang sama sesuai perintah Kapolri, yakni melakukan penonaktifan jabatan Komandan batalyon (Danyon), Komandan Kompi (Danki) dan Komandan Pleton (Danton) Brimob sebanyak 9 orang.
Sembilan nama tersebut yakni, Danyon atas nama AKBP Agus Waluyo SIK, Danki AKP Has Darman, Danton Aiptu Solikin, Aiptu M Samsul, Aiptu Ari Dwiyanto, Danki AKP Untung, Danton AKP Danang, Danton AKP Nanang, Danton Aiptu Budi.
"Semuanya masih dalam proses pemeriksaan oleh tim malam hari ini," lanjutnya.
Sebelumnya diberitakan, tragedi Kanjuruhan terjadi selepas Arema FC kalah 2-3 dari Persebaya Surabaya pada Sabtu (1/10/2022) malam. Sejumlah suporter Arema merangsek masuk ke dalam lapangan setelah pertandingan.
Petugas pengamanan melakukan upaya pencegahan dengan pengalihan agar para suporter tidak turun ke lapangan dan mengejar pemain, ofisial tim, maupun perangkat pertandingan. Namun, kepolisian bertindak jauh dengan melepaskan tembakan gas air mata.
Diketahui, data terkini lebih dari 187 orang meninggal dunia akibat tragedi Kanjuruhan. Menurut data Kementerian PPPA hingga Minggu pagi dinyatakan terdapat 17 anak berusia 12-17 tahun yang menjadi korban kejadian itu.
Berita Terkait
-
Pacar atau Guru? Publik Dibuat Bingung Klarifikasi Kasus Anak Pejabat Polres Tapsel
-
Siapa Theo Leeming? Pemain Keturunan yang Akan Lawan Persebaya Surabaya
-
Video Terakhir Brigadir Nurhadi Terungkap: Terekam Santai Sebelum Tewas Dianiaya Atasan
-
Fakta Baru Kasus Anak Kasi Propam Tapsel: Wanita di Mobil Ternyata Pacar, Bukan Guru
-
Misri Puspita Sari Ngaku Kerasukan Arwah Brigadir Nurhadi, Hingga Alami Depresi Berat
Tag
Terpopuler
- Selamat Tinggal, Kabar Tak Sedap dari Elkan Baggott
- 1 Detik Jay Idzes Gabung Sassuolo Langsung Bikin Rekor Gila!
- Andre Rosiade Mau Bareskrim Periksa Shin Tae-yong Buntut Tuduhan Pratama Arhan Pemain Titipan
- Penantang Kawasaki KLX dari Suzuki Versi Jalanan, Fitur Canggih Harga Melongo
- 5 Rekomendasi Mobil Bekas Keluarga dengan Sensasi Alphard: Mulai Rp50 Juta, Bikin Naik Kelas
Pilihan
-
Tok! Carlo Ancelotti Dibui 1 Tahun: Terbukti Gelapkan Pajak Rp6,7 M
-
Sejarah Nama Kompetisi Liga Indonesia: Dari Perserikatan Kini Super League
-
Dear Pak Prabowo: Penerimaan Loyo Utang Kian Jumbo
-
Eks Petinggi AFF Kritik Strategi Erick Thohir, Naturalisasi Jadi Bom Waktu untuk Timnas Indonesia
-
Siapa Liam Oetoehganal? Calon Penerus Thom Haye Berstatus Juara Liga Belgia
Terkini
-
Dilantik Jadi Sekda Banten, Deden Apriandhi Langsung Dihadapkan Tugas Berat: Satukan OPD
-
BPK Bongkar
-
Mahasiswa Nyambi Jadi Mucikari di Tangerang, Eksploitasi Gadis 17 Tahun
-
Eks Anggota DPRD Cilegon Dilaporkan ke Polda Banten, Diduga Serobot Lahan PT Pancapuri
-
Pondok Maharta Tangsel Terendam Banjir 1,4 Meter, 400 KK Terdampak