SuaraBanten.id - Badak tidak hanya memberikan dampak secara ekologi, tapi bermanfaat kepada kehidupan manusia sehingga perlu dijaga dari ancaman kepunahan, kata Direktur Komunikasi dan Kemitraan Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia Rika Anggraini terkait peringatan Hari Badak Sedunia.
"Tak hanya memberikan dampak ekologi, badak juga memberikan manfaat kepada kehidupan manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Badak juga merupakan simbol kebanggaan bangsa Indonesia yang harus dijaga," kata Rika dalam pernyataan pers, hari ini.
Keberadaan badak berdampak kepada alam yaitu dapat menyebarkan benih untuk menjaga keseimbangan ekosistem. Badak merupakan satwa pemakan semak dan pucuk daun sehingga merangsang tumbuhnya pucuk-pucuk baru, dengan pucuk daun baru dapat menyerap karbon dioksida lebih banyak dari pucuk tua.
Dalam Hari Badak Sedunia, yang diperingati setiap 22 September, dia mengingatkan bahwa lima jenis badak di dunia berada kondisi terancam punah dan masuk kategori kritis dalam Daftar Merah IUCN. Termasuk juga dua jenis badak yang berasal dari Indonesia yaitu badak sumatera dan badak jawa.
Badak sumatera, yang merupakan badak terkecil di dunia, dapat dijumpai di Pulau Sumatera baik di alam liar maupun kawasan konservasi seperti Taman Nasional Gunung Leuser dan Bukit Barisan.
Sementara habitat badak jawa, yang memiliki keunikan bercula satu, terfokus di Taman Nasional Ujung Kulon, Banten.
Populasi badak sumatera diperkirakan berada di kisaran kurang dari 100 individu di alam, berdasarkan Population and Habitat Viability Analysis (PHVA) pada 2016 dan hanya ditemukan di Indonesia. Sedangkan badak Jawa berjumlah sekitar 75 individu, berdasarkan data KLHK pada 2021.
Keduanya sama-sama berstatus kritis, berdasarkan Daftar Merah IUCN.
Upaya pemulihan populasi badak terus dilakukan pemerintah bekerja sama dengan beberapa pemangku kepentingan, termasuk KEHATI.
Baca Juga: Mengenal Bacuya, Maskot Piala Dunia U-20
Rika menyoroti pentingnya peran semua pihak untuk terus mengampanyekan pelestarian badak Sumatra dan badak Jawa di era digital seperti sekarang.
"Masih eksisnya kedua jenis badak ini merupakan kebanggaan tersendiri di tengah kepunahan koleganya di negara tetangga. Namun tentu kita tidak boleh berpuas diri. Dukungan dari semua pihak tetap diperlukan agar badak Sumatra dan badak Jawa tetap lestari," tuturnya.
Berita Terkait
-
Tak Sekadar Lari: Menyusuri Jejak Badak Jawa di Tanjung Lesung
-
Saat Gen Z Turun Tangan: Kisah Sahdan, Ketua RT Termuda yang Bikin Pejabat DPRD Angkat Topi
-
Meski Tuai Kontroversi, Studi Sebut Pemotongan Cula Badak Terbukti Kurangi Perburuan Liar
-
Dari Penyu hingga Badak Jawa: Bagaimana Wisata Alam Tanjung Lesung Mendukung Pelestarian
-
Sepakati Kerja Sama di Bidang LNG, Badak LNG dan INPEX Masela Tandatangani Nota Kesepahaman
Terpopuler
- Sahroni Ditemukan Tewas, Dikubur Bersama 4 Anggota Keluarganya di Halaman Belakang Rumah
- Hanya Main 8 Menit di Utrecht, Miliano Jonathans Batal Ambil Sumpah WNI
- Jam Tangan Rp11,7 M Ahmad Sahroni Dikembalikan, Ibu Penjarah: Saya Juga Bingung Cara Pakainya
- Netizen Berbalik Kasihan ke Uya Kuya, Video Joget Kegirangan Gaji Rp 3 Juta Sehari Ternyata Editan
- Pastikan Gelar Demo 2 September 2025, BEM SI Bawa 11 Tunturan 'Indonesia Cemas', Ini Isinya
Pilihan
-
Dulu Dicibir Soal Demo, Sekarang Cinta Laura Jadi 'Suara Hati' Netizen
-
Kick Off Sesaat Lagi! Ini Link Live Streaming Timnas Indonesia U-23 vs Laos
-
Karier Berliku Adrian Wibowo: Dari Galang Dana Rp39 Juta Hingga Dipanggil Timnas Indonesia
-
3 Rekomendasi HP MediaTek Helio G200, Murah tapi Gahar!
-
Sidang Etik Brimob: Akankah Kematian Affan Kurniawan Dilindas Rantis Berujung Pidana?
Terkini
-
Babak Baru Penjarahan Bintaro, Polisi Tahan Sejumlah Orang di Kasus Rumah Sri Mulyani-Nafa Urbach
-
Asrama Polsek Serpong Terbakar
-
Begini Sosok Zetro Leonardo Purba di Mata Keluarga
-
Dirut BRI Hery Gunardi Beberkan Strategi Dongkrak Dana Murah
-
DPMPTSP Banten Percepat Proses Perizinan Usaha Lewat OSS Berbasis Risiko