Scroll untuk membaca artikel
Hairul Alwan
Kamis, 23 Juni 2022 | 09:57 WIB
petugas memeriksa hewan kurban di Vila Ternak Cikerai, Kota Cilegon, Banten. [IST]

SuaraBanten.id - Tak sedikit pedagang hewan kurban mengalami dampak dari merebaknya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) belakangan ini. Karena wabah PMK pedagang kesulitan mendapat hewan kurban, kehilangan pelanggan hingga penjualan menurun drastis.

Kendala tersebut salah satunya dialami oleh pedagang hewan kurban di Vila Ternak Cikerai, Kota Cilegon, Banten. Pada tahun ini penjualan hewan kurban menurun drastis, hingga ratusan sapi dan domba.

Salah satu pengelola Vila Ternak Cikerai, Faizah mengatakan, penjualan hewan kurban tahun ini terbilang memberatkan pedagang. Karena merebaknya wabah PMK , hewan ternak yang didatangkan harus diperiksa terlebih dahulu.

"Ini juga kenapa stok kita jauh dari stok kemarin, itu gara gara terdampak banget PMK, kita kaget banget sih sebetulnya sama PMK ini, kita itu tahun ini rencananya harusnya memang stok kita itu banyak," kata Faizah saat ditemui SuaraBanten.id, Kamis (23/6/2022).

Baca Juga: Kasus PMK Meningkat Jelang Idul Adha, Muhammadiyah Minta Pemerintah Pastikan Kesehatan Hewan Kurban

Kata Faizah, perbandingan penjualan hewan kurban tahun lalu dengan tahun ini menurun drastis. Julah penurunan penjualan hingga ratusan ekor sapi dan domba.

"Tahun kemarin sapi terjual 400, itu habis. Dombanya sekitar 645 ekor. Tapi kalo tahun ini, cuma tersedia 250 ekor sapi dan 500 ekor domba," jelasnya.

"Nah, kemarin stok pengemukan cuma 100 ekor sapi, karena kita niatnya mau penggemukannya setelah lebaran sekalian belinya yang gede, ternyata beberapa minggu setelah lebaran langsung keluar aturan PMK, itu yang bikin susah," sambungnya.

Faizah mengungkapkan, untuk mendatangkan sapi dari Purwakarta, Jawa Timur ke Banten, Pemprov Banten meminta izin terlebih dahulu ke Jatim melalui surat rekomendasi. Jika telah diizinkan, sapi akan didatangkan setelah dinyatakan negatif suspek PMK.

"Ada beberapa yang biasa kita ambil sapinya itu di lockdown, contohnya di jawa timur, purwakarta. Kita engga boleh ngambil disana. Jadi susah, harus memakan banyak waktu," terangnya.

Baca Juga: Syok Dua Sapinya Terpapar Penyakit Mulut dan Kuku, Nuning: Ngga Dijual Kalo Masih Sakit, Buat Celengan Saja

Karenanya, daya beli masyarakat pun semakin berkurang dikarenakan ke khawatiran terhadap wabah PMK.

"Sekarang juga konsumennya rada lumayan berkurang, yang biasanya beli dua sekarang cuma satu, yang biasanya beli sapi sekarang domba," ujarnya.

Faizah menuturkan, setiap hean kurban yang didtangkan dari luar daerah ke Vila Ternak Cikerai pasti dipisahkan terlebih dahulu untuk kewaspadaan.

"Karena memang kita juga disini ada beberapa punya kandangnya nih, engga dijadiin satu semua. Yang kambing 500 dari sini Banten, udah aman. Kalo sapi beli baru pun dipisahin, karantina dulu," jelasnya.

"Semoga tidak ada, sejauh ini aman. Udah di cek dinas terkait, tapi masih was was karena belum dikirim," sambungnya.

Lebih lanjut, Faizah berharap Pemkot Cilegon dapat menangani wabah PMK. Pasalnya, jika wabah PMK terus ada kemungkinan besar akan merugikan para perna.

"Kalo untuk pemerintah sih sebetulnya PMK ini kasian juga sama peternak dan petani mereka jadi takut engga bisa jualan, terus kalo sapinya kalo sakit kan rugi. Intinya sih minta ditangani dengan serius dan penangannya itu seperti apa, kalo divaksin ya divaksin," ujarnya.

Kontributor : Firasat Nikmatullah

Load More