Scroll untuk membaca artikel
Andi Ahmad S
Minggu, 24 April 2022 | 17:11 WIB
Dosen Ilmu Politik Universitas Djuanda (Unida) Bogor, Jawa Barat, Saepudin Muhtar alias Gus Udin saat berdiskusi dengan mahasiswa Malaysia [Ist]

SuaraBanten.id - Dosen Ilmu Politik Universitas Djuanda (Unida) Bogor, Jawa Barat, Saepudin Muhtar alias Gus Udin mengajak mahasiswa Malaysia agar berperan aktif pada Pemilihan Umum (Pemilu).

Hal itu diungkapkan Gus Udin yang juga mengkomparasikan Pemilu yang berlangsung di Indonesia dan Malaysia di acara forum antar bangsa, Selangor, Malaysia.

"Mereka banyak bertanya soal peranan pemuda dalam politik dan keutuhan negara. Seperti misalnya kalau di kita kan usia 17 tahun sudah mencoblos, sementara kalau di Malaysia baru didorong di usia 18. Kita bahas sistem pemilu juga sebagai komparasi dan bagaimana partisipasi masyarakat," kata Gus Udin dalam keterangan tertulisnya, Minggu.

Forum yang digagas oleh Kolej Sultan Alaeddin Suleiman Shah (Kosass) di Universitas Putra Malaysia (UPM) itu bertajuk "Kematangan Politik Belia dalam Membina Keutuhan Negara". Gus Udin dipercaya menjadi narasumber bersama para akademisi di Malaysia.

Baca Juga: Jadwal Liga Malaysia Diubah, Sabah FC Belum Tentu Lepas Saddil Ramdani ke Timnas Indonesia U-23

Gus Udin menjadi panelis pertama, dan dua panelis lainnya yaitu Professor Dr Ismi Arif Ismail (pengarah IPSASS) dan KSJN Muhammad Mustaqhim bin Alias (Presiden MPK Kosass 2021-2022).

Kandidat Doktor Ilmu Politik UIN Jakarta itu juga memaparkan soal tujuan pemilu yang dibentuk untuk meminimalisasi konflik yang ada dalam tradisi kepemimpinan. Kedaulatan masyarakat tercermin saat pemilihan umum berlangsung.

“Jadi ketika makin banyak warga termasuk pemuda memberikan suaranya secara langsung, maka kedaulatan rakyat dan keberlangsungan negara semakin kuat,” ujarnya.

Selain sebagai forum ilmiah, Wakil Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Bogor ini berharap kegiatan ini menjadi salah satu upaya yang bisa menambah erat hubungan Indonesia-Malaysia. Terlebih, keduanya merupakan saudara serumpun.

“Ini juga jadi bagian diplomasi yang memang dilakukan tidak hanya G to G (goverment to goverment), tapi juga lewat forum intelektual,” terangnya.

Baca Juga: Jadwal Buka Puasa Bogor Jawa Barat Lengkap dengan Bacaan Doanya, Hari Ini Minggu 24 April 2022

Selain itu, dalam paparannya Gus Udin juga mengutip pernyataan Hujjatul Islam Imam Al-Ghazali, bahwa agama dan politik tidak bisa dipisahkan, karena keduanya saling melengkapi.

"Agama adalah asas (Dasar) sebuah pondasi. Sementara politik (kekuasaan) adalah penjaganya. Agama yang tidak dijaga akan hilang, atau asing. Agama menjadi sumber etika dan moral bagi pemerintah dalam merumuskan kebijakannya. Sementara politik (kekuasaan) yang tidak dilandasi agama, akan berjalan tersesat dan hancur," tukasnya.

Load More