Scroll untuk membaca artikel
Hairul Alwan
Senin, 28 Maret 2022 | 16:29 WIB
Pensiunan PT Krakatau Steel mengeruduk kantor PRIMKOKAS, Senin (28/3/2022). [Suara.com/ Firasat Nikmatullah]

SuaraBanten.id - Puluhan pensiunan PT Krakatau Steel (KS) kembali mendatangi kantor Primer Koperasi Karyawan Krakatau Steel (Primkokas) untuk menuntut uang Rp94 miliar yang mereka investasikan. Dugaan penipuan bekedok investasi yang dialami ratusan pensiunan KS ini hingga kini belum menemui titik terang.

Puluhan pensiunan KS yang hendak menemui Ketua Pimkokas tampaknya harus kembali gigit jari lantaran belum ada kejelasan terkait pengambilan uang pensiunan tersebut.

Diketahui, sebanyak 246 anggota Primkokas menginvestasikan uangnya melalui program Sijaka (Simpanan Berjangka) dengan harga Rp7,5 juta perlembar. Masing-masing anggota menginvestasikan tabungannya mulai dari Rp100 juta, Rp500 juta hingga Rp1 Miliar dengan total keseluruhan Rp94 Miliar.

Menuntut uang yang mereka investasikan, mereka mendatangi kantor Primkokas yang berada di Jalan KH Yasin Beji, Komplek PT KS, Gedung Krakatau Junction, Kotabumi, Kota Cilegon, Senin (18/3/2022) untuk meminta kepastian terhadap pengembalian uang yang sempat diinvestasikan.

Baca Juga: Dipukuli Hingga Uang Hasil Layani Pelanggan Dibawa Kabur, Begini Kisah Cewek Open BO di Serang

Sambil membentangkan spanduk bertuliskan "Kami Para Janda Menuntut Uang Tabungan Sijaka Segera Kembali ke Kami 100 Persen" dan "Kami Sangat Dirugikan atau Dizholimi".

"Kami kesini ingin menggali informasi dari Ketua Koperasi dalam hal ini Pak Kohir, karena beberapa kali kita melakukan audiensi belum ada titik terangnya, jadi penasaran kami dengan teman teman juga untuk meminta kepastian karena sulit sekali kami menyimpulkan kapan kami akan selesaikan kasus ini," ungkap Tahyar Bunyamin kepada Suara.com, Senin (28/2/2022).

Namun, ironisnya Ketua Primkokas Kohir enggan untuk menemui para nasabah tersebut. Padahal, mereka sudah menunggu sejak pukul 11.00 WIB.

"Sayangnya kita ketemu di atas tadi tidak koorperatif, tidak mau, katanya nanti lain waktu karena mau rapat," ucapnya usai menghampiri kantor Primkokas.

"Kami kami ini sengaja memperjuangkan hak teman-teman Sijaka, karena memang tidak sedikit yang sudah kehilangan suaminya," imbuhnya.

Baca Juga: Suami Jual Istri ke Pria Hidung Belang, Open BO Lewat Aplikasi MiChat

Dikatakan Tahyar, bahkan ada beberapa pensiunan pekerja di PT KS yang sudah meninggal dunia sebelum uangnya dapat dikembalikan. Alhasil, istrinya menjadi janda dan anak anaknya membutuhkan biaya untuk sekolah.

"Suaminya sampai ada yang meninggal, beliau jadi janda dan anak anaknya istilahnya mengharapakn uang tersebut untuk biaya sekolah," tuturnya.

Tahyar juga menyampaikan, sudah melakukan berbagai upaya untuk dapat menerima kembali haknya. Mulai dari rapat internal hingga melibatkan Wali Kota Cilegon, DPRD Kota Cilegon.

"Itu sempat berhasil, tapi cuma satu kali, itupun di cicil, Rp 1,5 juta perorang, sekitar 300 orang di bulan april 2021," ucapnya.

Suparman, warga asal Pagebangan, Kota Cilegon. Uang pensiunan dan tabungannya sebesar Rp500 Juta tidak jelas setelah diinvestasikan pada program Sijaka milik Primkokas PT Krakatau Steel.

"Saya masuk sijaka itu karena satu yang pertama anggota primkokas, karena memang di dalam programnya menjanjikan nilai fee yang cukup lumayan, artinya diatas rata-rata bank, makanya kita mau menginvestasikan," ucapnya.

Namun, ditahun 2019 Ia mendapatkan informasi bahwa primkokas tidak dapat dicairkan. Benar saja, ketika dirinya hendak mencairkan sebanyak 14 lembar investasi atau setara dengan Rp 105 juta untuk biaya sekolah anaknya ternyata tidak bisa.

Kendati demikian, Ia bersama korban lainnya di tahun 2020 berjuang untuk mendapatkan uang itu kembali. Pihaknya, telah mengikuti rapat dengan pengurus Primkokas namun tetap tidak ada kejelasan terkait investasi tersebut.

"Secara formal sudah kita lakukan, dari mulai tahun 2020 kemarin saya ada datanya pertemuan kita di KJ bersama pengurus KJ sudah dilakukan sudah membuat surat pertama, kedua dan sudah melakukan zoom dengan pembina sampai detik ini belum ada realisasi yang aktual," ungkapnya.

Lilis Kholisoh, seorang nasabah yang menginvestasikan dana senilai Rp 300 juta harus kembali gigit jari karena ketidakpastian kembalinya dana tersebut. Padahal, dulu sempat dicairkan untuk biaya pernikahan.

"Dulu sempet dicairkan, Rp15 juta nikahin anak, 2019. Itupun harus bulak balik, tagihin terus, karena ada kebutuhan mendesak mungkin dicairkan, tapi sisanya belum," ucapnya.

Mungkin, kata Dia, harus memiliki kebutuhan mendesak terlebih dahulu agar dapat dicairkan. Namun, hal itu tidak dapat dibenerkan karena dana itu merupakan haknya.

"Itupun kita harus hadir kesini, nagih, karena ada kebutuhan mendesak. Jadi pada dasarnya kalo kita punya kebutuhan otomatis nagih, bagaimana caranya," ujarnya.

Hal senada, diungkapkan Salsiah yang juga Istri dari pensiunan pekerja PT Krakatau Steel yang turut menjadi korban investasi bodong mengaku kualahan guna membiayai 5 anaknya sekolah.

"Kita kan udah gapunya suami, anak anak masih pada sekolah, ada yang kuliah sedangkan pensiunan gapunya," ucapnya.

"Saya cuma ngandelin ini," imbuh Salsiah.

Sementara itu, pihak management Prikokas yang enggan disebutkan namanya tidak mau berkomentar banyak. Bahkan, cenderung menutupi.

"Lain waktu aja ya, sedang ada rapat," singkatnya.

Hingga berita ini diterbitkan, Ketua Primkokas PT Krakatau Steel, Kohir saat dihubungi melalui pesan WhatsApp ataupun telepon selular oleh Suara.com belum juga dapat memberikan keterangan.

Kontributor : Firasat Nikmatullah

Load More