Scroll untuk membaca artikel
Hairul Alwan
Kamis, 24 Maret 2022 | 15:02 WIB
Wakil Presiden Maruf Amin [Foto: ANTARA]

SuaraBanten.id - Juru Bicara partai Amanat Nasional (PAN), Dimas Prakoso Akbar memprotes pernyataan Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin soal Vaksin Booster yang dijadikan syarat Mudik Lebaran 2022 atau Idul Fitri 1443 Hijriyah. Dimas menyebut pernyataan Wapres Maruf Amin terlalu mengada-ada.

Maruf Amin sebelumnya, membeberkan rencana Pemerintah menjadikan vaksin Covid-19 lanjutan alias vaksin booster sebagai syarat mudik. Menurutnya, vaksin boster merupakan salah satu upaya mewujudkan kekebalan imunitas atau herd immunity.

Meski demikian, PAN keberatan dan mempertanyakan kebijakan Pemerintah yang sebelumnya justru tidak mensyaratkan vaksin di pagelaran MotoGP Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).

“Pernyataan Wapres aneh dan terlalu mengada-ada,” ujar Dimas dikutip dari Terkini.id (Jaringan Suara.com).

Baca Juga: Rara Isti Wulandari Ungkap Ritual Lempar Celana Dalam untuk Hentikan Hujan

“Vaksin booster dijadikan syarat mudik memakai pertimbangan apa?” tanyanya.

“Jika memakai pertimbangan medis, kenapa kemarin pagelaran MotoGP di Mandalika yang notabene dihadiri ratusan ribu penonton tidak diterapkan persyaratan PCR, antigen, maupun vaksin booster?” ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Dimas meminta Maruf Amin tidak membuat kegaduhan dengan mengeluarkan pernyataan itu. Kata dia, pembahasan soal mudik lebaran di tengah pandemi merupakan hal sensitif bagi masyarakat.

“Jangan menimbulkan kegaduhan dan kegelisahan di tengah masyarakat karena pemudik merupakan masyarakat dari seluruh segmen dan latar belakang tanpa terkecuali.”

Daripada mansyaratkan vaksin booster untuk pemudik, Dimas meminta pemerintah fokus mengantisipasi kelangkaan bahan pangan menjelang Ramdhan dan lonjakan kasus saat Lebaran.

Baca Juga: Ma'ruf Amin Pastikan Pinjam Modal di Bank Wakaf Mikro Tak Perlu Jaminan dan Persyaratan

“Kalau perlu, dibuatkan alat peraga pengingat protokol kesehatan dilengkapi satgas dan posko disepanjang arus mudik,” sarannya.

“Tidak perlu ber-statement kontroversial sampai mewacanakan vaksin booster sebagai persyaratan mudik," pungkasnya.

Load More