Scroll untuk membaca artikel
Andi Ahmad S
Sabtu, 12 Maret 2022 | 18:17 WIB
Ilustrasi gempa bumi. (Antara/ist)

SuaraBanten.id - Gempa Banten yang terjadi pada Sabtu (12/3/2022) pukul 12.31 WIB di titik Bayah, Kabupaten Lebak dimutakhirkan menjadi 5,1, dari yang sebelumnya M 5,3.

Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan, gempa tersebut berpusat di laut pada jarak 28 kilometer arah selatan Cihara, Kabupaten Lebak dengan kedalaman 10 kilometer.

"Gempa selatan Lebak ini merupakan jenis gempa dangkal akibat aktivitas sesar aktif di dasar laut," katanya, mengutip dari Antara.

Jika mencermati mekanisme sumber gempa Lebak yang dipicu sesar geser mengiri (sinistral strike-slip) maka ada dugaan pembangkit gempa tersebut merupakan kemenerusan Sesar Cimandiri di laut dengan karakteristik mekanisme geser mengiri juga.

Baca Juga: Gempa Banten 5,3 Magnitudo, BPBD Lebak Terjunkan Personel, Belum Ada Laporan Kerusakan Rumah

Meski gempa berkedalaman dangkal dan berpusat di laut, hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa tersebut tidak berpotensi tsunami karena magnitudo relatif kecil sehingga deformasi yang terjadi belum mampu mengganggu kolom air laut.

Gempa Lebak dirasakan di Malingping, Cinangka, Bayah, Pelabuhan Ratu dalam skala intensitas III-IV MMI. Di Kota Lebak, Panggarangan, Labuan dirasakan dalam skala intensitas III MMI.

Di Munjul, Tanara, Anyer, Cianjur, Kota Sukabumi, gempa dirasakan dalam skala intensitas II-III MMI, sedangkan di Kota Serang, Tangerang, Serpong, Jakarta guncangan juga dirasakan dalam skala intensitas II MMI.

Hingga saat ini, belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa Lebak M5,1 tersebut.

Hingga pukul 13.25 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan telah terjadi enam gempa susulan (aftershocks) dengan magnitudo 2,9 hingga 4,4.

Baca Juga: Jembatan Darurat di Sungai Batang Tapa Malampah Pasaman Dikerjakan

Load More