Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Minggu, 03 Oktober 2021 | 11:38 WIB
Petugas putarbalikkan kendaraan dari Bogor hendak masuk Kabupaten Lebak tanpa memiliki sertifikat vaksin dosis pertama di Lebak, Selasa (6/7/2021) [ANTARA/HO]

SuaraBanten.id - Pemerintah Kabupaten Lebak menggenjot pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor perhubungan darat guna mendukung percepatan pembangunan. Pendapatan yang ditargetkan sampai Rp 1,5 miliar.

Target PAD tersebut bisa terealisasi mengingat realisasi sudah sekitar Rp800 juta atau sisa Rp700 juta yang bisa tercapai selama tiga bulan ke depan.

"Kita menargetkan PAD sektor perhubungan darat tahun ini senilai Rp1, 5 miliar," kata Plh Sekretaris Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak Dudi di Lebak, Minggu (3/10/2021).

Pemasukan dari sumber perhubungan darat itu khususnya angkutan kendaraan barang dan umum terkendala pandemi COVID-19.

Baca Juga: Laris Manis, 1.500 Xiaomi Pad 5 Ludes Hanya 10 Menit

Seharusnya, kata dia, pada awal Oktober itu sudah terealisasi sekitar Rp 1,2 miliar, namun baru mencapai Rp800 juta.

"Karena itu, sisanya Rp700 juta, kita harus bekerja keras dengan mengoptimalkan sosialisasi kepada pemilik angkutan kendaraan barang agar melakukan tes pemeriksaan pengujian kendaraan bermotor (PKB)," ujarnya.

Selama ini, menurut dia, sumber pemasukan angkutan barang melalui PKB cukup besar hingga Rp900 juta, sedangkan lainnya hanya dari penarikan retribusi angkutan umum terminal dan parkir.

Pihaknya berkeyakinan melalui sosialisasi itu dapat terealisasi PAD sebesar Rp1,5 miliar.

"Kita bekerja keras agar pencapaian PAD terealisasi guna mendukung percepatan pembangunan daerah, " katanya.

Baca Juga: Pesona Pantai Carita Anyer, Cocok Untuk Libur Akhir Pekan

Ia juga mengatakan jumlah kendaraan angkutan di Kabupaten Lebak kurang lebih 1.500 unit terdiri atas angkutan perkotaan (angkot) dan angkutan pedesaan (angdes).

Sebagian besar kondisi fisik angkutan tersebut sudah tidak layak jalan, karena banyak kendaraan keluaran tahun 1990-an.

Menurut Dudi, pengusaha angkutan juga kalah saing dengan kehadiran angkutan dengan aplikasi digital.

"Saya kira pengusaha angkutan tentu tidak mau melakukan peremajaan angkutan karena dipastikan merugi, " katanya.

Ia mengapresiasi angkutan kendaraan umum dan barang di Kabupaten Lebak selama beberapa tahun terakhir ini belum pernah terjadi kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan korban meninggal.

Pemerintah daerah dan kepolisian terus mengoptimalkan sosialisasi keselamatan kendaraan juga pemeriksaan PKB agar layak jalan.

Selain itu pihaknya menggandeng satnarkoba setempat untuk melakukan pemeriksaan urine pengemudi untuk mengetahui narkoba.

Sebab, jika pengemudi terkontaminasi narkoba dipastikan menimbulkan kecelakaan, karena mereka tidak memiliki kesadaran.

"Dengan demikian, kini tingkat kesadaran pengemudi lebih mengutamakan keselamatan penumpang, " katanya. (Antara)

Load More