Sejak bergabungnya tokoh-tokoh inilah yang semula menjadi aktivis SI, PKI mulai menunjukkan pergerakannya, misalnya seringnya ada perkumpulan (rapat) di kediaman Ahmad Basaif di Royal (kini menjadi Pasar Royal Kota Serang).
Diketahui, keluarga Ahmad Basiaf sendiri adalah seorang pengusaha di Cadasari Pandeglang, Kadomas, Rangkas, Menes, Caringin Labuan, dan sebagainya.
Terkadang mereka ikut rapat dengan motor aktivis PKI se-Indonesia seperti, Alimin, Muso, Winanta, dan Ali Archam di Jakarta dan Cirebon dengan menggunakan moda transportasi kereta api, sebelum puncaknya di Prambanan pada Desember 1925 sepulang Muso menemui Tan Malaka di Canton pada 1924.
Disebutkan, pertemuan di Prambanan pada Desember 1925 ini merupakan pertemuan puncak untuk melakukan revolusi besar yang diikuti oleh sebelas orang, diantaranya Alimin, Muso, Ali Archam, Winanta, Sardjono, Budisutjitro termasuk diantaranya Achmad Chatib dari Banten.
Bahkan dalam pertemuan persiapan revolusi besar menurut versi PKI saat itu, Achmad Chatib menyampaikan, pemberontakan yang akan berlangsung 1926 adalah suci karena membela negara bagian dari keimanan dan baginya pemberontakan tersebut merupakan perang sabil.
Buah dari pemberontakan ini berhasil menupas orang Belanda asli seperti Benyamin yang menempati keresidenan Labuan, serta antek belanda di Cening, Menes serta rumah pensiunan Pati (Keamanan Belanda) yang duluhlantahkan.
Dalam pemberontakan PKI tersebut sekira 1.300 orang dibawah pimpiman Abuya Mukri berkumpul di Lapangan Bama untuk melakukan persiapan, termasuk melakukan ritual doa untuk keselamatan diantaranya berpakaian putih dan ritual lainnya.
Setelah itu Sekira 400 Orang masa menyerbu Kresidenan yang terletak di dekat Stasiun Pasar Labuan dan sisanya menyebar ke wilayah Menes dan sekitarnya.
Dari hasil penyerbuan tersebut puluhan orang yang berkoloni dengan Kolonial Belanda diluluhlantahkan. Masa serta satu orang warga Belanda yang dikenal dengan nama Binyamin yang menempati kantor keresidenan Belanda di Labuan berhasil diringkus dan dibunuh. Salin Binyamin, rumah pensiunan patihpun turut dilululantahkan pemberontak.
Baca Juga: 8 Aktor Terlibat Film G30S PKI: Umar Kayam hingga Wawan Wanisar
Mufti Ali menceritakan, situasi malam itu diperkirakan sangat mencekam dan menyeramkan, karena para pemberontak datang dengan jumlah masa yang cukup besar dan membawa senjata.
Awalnya pasukan ini dipimpin oleh Kiyai Achmad Khatib, namun karena ditangkap oleh tentara kolonial satu minggu sebelumnya dan dibuang ke Boven Digoel selama hampir 17 tahun, akhirnya pasukan ini dipimpin oleh Abuya Mukri dengan eskalasi lebih kecil dari yang direncanakan.
“Pastinya situasi pada saat peristiwa itu berlangsung sangat mencekam, pasalnya para pemberontak datang dengan jumlah masa yang cukup besar dan membawa senjata” terangnya saat ditemui reporter Suara.com pada Jumat (25/9/2021).
Pada saat itu, pemberontak tidak memutus saluran jaringan telepon, membuat markas militer pemerintah kolonial Belanda di Batavia mengetahui pemberontakan tersebut.
Pada pagi hari sebelum subuh, sekira seratus pasukan bersenjata lengkap dibawah pimpinan Kapten Beacking memburu para pemberontak tersebut.
Akhirnya para pemberontak yang menggunakan senjata seadanya tersebut berhasil dilumpuhkan pasukan militer yang datang dari Batavia tersebut.
Tag
Berita Terkait
-
Ribka Tjiptaning Dilaporkan ke Polisi, Data Kedubes AS Ungkap Dugaan Pembantaian Massal
-
Potret Presiden Prabowo Pimpin Langsung Upacara Hari Kesaktian Pancasila 2025
-
"Mundur Kebangetan!" Sejarawan Geram Pemerintah Paksakan Narasi Tunggal G30S/PKI
-
Arsitektur Sunyi 'Kremlin', Ruang Siksa Rahasia Orba yang Sengaja Dilupakan
-
Malam Ini 3 Stasiun TV Nasional Tayangkan Film Legendaris G30S PKI, Mana Saja?
Terpopuler
- 6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
- 5 Tablet Snapdragon Mulai Rp1 Jutaan, Cocok untuk Pekerja Kantoran
- 7 Rekomendasi Sepatu Jalan Kaki Terbaik Budget Pekerja yang Naik Kendaraan Umum
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
Terkini
-
Lewat CSR, ASG Perkuat Infrastruktur Kesehatan Kota Serang dengan Enam Ambulans
-
Jejak 37 Pahlawan Muda di Lengkong: Mensos Gus Ipul Ungkap 2 Kunci Penting Karakter Bangsa
-
BRIVolution BRI Perkuat Ekosistem Digital dan Dorong Dana Murah Berkelanjutan
-
Diam-diam Pemprov Banten Beri 'Privilese' Truk Kecil Keluar dari Kepgub, Apa Alasannya?
-
Gizi Siswa Terancam? Penyaluran MBG di Pandeglang Disetop, BGN Ungkap Alasan Mengejutkan