Scroll untuk membaca artikel
Hairul Alwan
Selasa, 17 Agustus 2021 | 10:16 WIB
Petilasan Nyimas Gamparan di TanjungSari, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Serang. [tanjungsari-pabuaran.desa.id]

SuaraBanten.id - Warga Banten mungkin masih terbilang asing mendengar nama Nyimas Gamparan.

Nyimas Gamparan merupakan salh satu pahlawan lokal yang menjadi panglima perang perempuan Banten yang memimpin perang di sekitar Cikande.

Berada di bagian depan pasukan perang, pahlawan daerah beranama Nyimas Gamparan mengebu-gebu melawan Belanda di medan perang.

Nyimas Gamparan kumandangkan genderang perang saat Belanda memberlakukan aturan tanam paksa.

Baca Juga: Isi, Perumusan Hingga Arti Penting Pembacaan Teks Proklamasi, Sudah Tahu?

Lantaran Belanda saat itu hampir keok dengan pasukan Nyimas Gamparan, Belanda adu domba rakyat hingga perembunyiannya diketahui dan dikepung pasukan.

Petilasan Nyimas Gamparan di TanjungSari, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Serang. [tanjungsari-pabuaran.desa.id]

Nyimas Gamparan, merupakan pahlawan wanita Banten yang dengan gagah berani turun ke medan perang melawan penjajahan kolonial Belanda.

Ia menjadi panglima perang, dan kumandangkan genderang perang kepada kolonial Belanda pada saat perang Cikande pada tahun 1830 an. Saat itu pemerintah Belanda melakukan tanam paksa kepada masyarakat sekitar.

Salah satu pahlawan perempuan Banten itu, tidak terima dengan aturan tanam paksa yang diberlakukan oleh pemerintah kolonial Belanda kepada masyarakat Cikande dan sekitarnya.

Tidak ada kata yang pantas bagi Nyimas Gamparan ucapkan selain menabuh genderang perang melawan para penjajah di tanah jawara.

Baca Juga: Respon Ceramah UAS Ferdinand Sebut Ikhwanul Muslimin Teroris, Jadi PKS?

Nyimas Gamparan bersama pasukannya melawan Belanda menggunakan strategi griliya. Kala itu Belanda nyaris terseok dan kalah oleh Nyimas Gamparan bersama dengan pasukannya.

Ilustrasi Nyimas Gamparan. [Hops.id]

Namun Belanda yang tidak mau kalah akhirnya Belanda mengatur strategi adu domba antara masyarakat sekitar.

Sehingga strategi dan kerahasiaan serta persembunyian atau tempat petapa Nyimas Gamparan bocor ke tangan Belanda, sehingga terkepung Nyimas Gamparan saat berperang melawan Belanda.

Hingga saat ini di wilayah Banten makam Nyimas Gamparan tidak diketahui. Akan tetapi, tempat patilasan atau tempat berkumpul mengatur strategi perang melawan Belanda itu di Kampung Kadaung, Desa Tanjung Sari, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Serang,

Hal itu diterangkan Beni Kusnandar Kepala Bidang Kebudayaan pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Serang, berdasarkan informasi yang diterimanya dari jukpel atau juru pelihara patilasan Nyimas Gamparan bernama Afan bahwa makan Nyimas Gamparan berada di daerah Kecamatan Pamarayan.

"Tapi setelah saya selidiki kesana itu tidak ada, dan tidak ada yang mengetahui keberadaan makam Nyimas Gamparan," kata Beni kepada Suara.com di Serang.

Load More