Dikatakan Beni, artinya Nyimas Gamparan bukan kelahiran asli Banten. Menurut informasi yang diterimanya, Nyimas Gamparan merupakan keturunan Kesultanan yang lahir kala itu di di Surakarta.
"Di Kabupaten Serang, Nyimas Gamparan ini hanya ada patilasan saja, artinya Nyimas Gamparan tidka lahir di di wilayah Kabupaten Serang atau bukan asli Pabuaran," katanya.
Beni membeberkan asal-usul nama Nyimas Gamparan. Nama asli dari Nyimas Gamparan adalah Saliah. Kata Beni, nama Nyimas itu merupakan keturunan dari kesultanan kala itu, sementara nama Gamparan diambil dari kata Gampar yang artinya sandal.
"Karena pahlawan perempuan satu ini sering membawa sendal kemana dia pergi dan sering mengacungkan sendalnya saat mengumandangkan genderang perang, akhirnya julukan Saliyah itu menjadi Nyimas Gamparan," beber Beni yang mendapatkan informasi dari Afan selaku Jukpel.
Beni menceritakan, perperangan yang dipimpin oleh Nyimas Gamparan merupakan perperangan yang ada di wilayah Cikande, kala itu kolonial Belanda yang dipimpin Daendles ingin memberlakukan tanam paksa kepada masyarakat sekitar.
Nyimas Gamparan yang tidak terima dengan aturan para penjajah itu, mengajak masyarakat untuk melakukan perlawanan kepada pemerintah Belanda.
Nyimas Gamparan menggunakan strategi griliya atau strategi yang berpindah-pindah dari tempat satu ke tempat yang lain untuk mengelabuhi Belanda sehingga strategi pernah tidak diketahui.
Pasukan Nyimas Gamparan dengan pasukan Belanda sudah bersiap untuk berperang. Kala itu, Belanda sudah terseok atau terdesak nyaris kalah oleh Nyimas Gamparan bersama pasukannya, Belanda sempat menarik mundur pasukannya.
"Tak ingin kalah, oleh pahlawan perempuan. Belanda akhirnya mengatur strategi adu domba antara masyarakat, sehingga strategi dan taktik serja tempat perkumpulan Nyimas Gamparan diketahui oleh Belanda," kata Beni.
Baca Juga: Isi, Perumusan Hingga Arti Penting Pembacaan Teks Proklamasi, Sudah Tahu?
Kala itu, saat Nyimas Gamparan memimpin perang di Cikande usianya sangatlah produktif berkisar antara 30 hingga 40 tahun.
Bahkan lanjut Beni, perang Cikande lebih besar dibandingkan dengan Geger Cilegon, pasalnya Geger Cilegon tidak sampai kepada adu domba antara masyarakat.
"Perang Cikande itu, sampai ke adu domba berarti kan saking lamanya perang Cikande itu yang dipimpin oleh Nyimas Gamparan," tutur Beni.
Ditambahkan Beni, oleh karena ini petilasan Nyimas Gamparan yang berada di daerah Kecamatan Pabuaran Kabupaten Serang saat ini sudah dimasukan ke dalam situs cagar budaya.
"Bahkan Bupati Serang sudah mengeluarkan SK untuk patilasan Nyimas Gamparan dengan nomor Nomor 430/Kep173-U/2017 Tentang penetapan situs dan Cagar Budaya sebagai aset daerah di Kabupaten Serang," pungkasnya.
Kontributor : Adi Mulyadi
Tag
Terpopuler
- Pendidikan Gustika Hatta, Pantas Berani Sebut Indonesia Dipimpin Penculik dan Anak Haram Konstitusi
- Gebrak Meja Polemik Royalti, Menkumham Perintahkan Audit Total LMKN dan LMK!
- Detik-Detik Pengumuman Hasil Tes DNA: Ridwan Kamil Siap Terima Takdir, Lisa Mariana Tetap Yakin
- Kasih Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Ryan Flamingo Kadung Janji dengan Ibunda
- Putrinya Bukan Darah Daging Ridwan Kamil, Lisa Mariana: Berarti Anak Tuyul
Pilihan
-
7 Rekomendasi HP Gaming Rp 2 Jutaan RAM 8 GB Terbaru Agustus 2025, Murah Performa Lancar
-
Neraca Pembayaran RI Minus Rp109 Triliun, Biang Keroknya Defisit Transaksi Berjalan
-
Kak Ros dan Realita Pahit Generasi Sandwich
-
Immanuel Ebenezer: Saya Lebih Baik Kehilangan Jabatan
-
Emas Antam Menggila, Harga Naik Kembali ke Rp 1,9 Juta per Gram
Terkini
-
Kronologi Pengeroyokan 8 Jurnalis di Pabrik Limbah Serang, AJI Desak Polisi Usut Tuntas
-
Akar Kekerasan di PT Genesis: Jejak Racun Timbal yang Diduga Coba Dibungkam dengan Pukulan
-
Brutal di Jawilan: Liput Pabrik Limbah Bermasalah, Wartawan dan Staf KLHK Dikeroyok Preman
-
Bukan Cuma Lebak, Ini 7 Daerah dengan Kawasan Kumuh Terluas di Banten!
-
Mengurai Benang Kusut Kawasan Kumuh Banten Selatan, Lebak Jadi Fokus Utama Andra Soni dan Dimyati