Scroll untuk membaca artikel
Hairul Alwan
Kamis, 08 Juli 2021 | 07:55 WIB
Nadirsyah Hosen alias Gus Nadir. [Facebook]

SuaraBanten.id - Salah satu tokoh Nahdlatul Ulama atau NU Nadirsyah Hosen atau yang akrab disebut Gus Nadir ikut bersuara soal penutupan masjid saat PPKM Jawa-Bali.

Gus Nadir semprot ulama tolak penutupan masjid, ia bahkan meminta para ulama itu berfikir soal perkara yang wajib atau tidak.

Gus Nadir semprot ulama tolak penutupan masjid melalui cuitan Twitter miliknya, Rabu (7/7/2021).

Gus Nadir sebut salat jamaah di masjid sunnah dan bukan wajib menurut jumhur ulama.

Baca Juga: Heboh Ceramah Kiai Sofwan Nizhomi, Semakin Takut Covid-19 Iblis Makin Senang

Dalam cuitannya, Gus Nadir menyinggung pasar tetap buka selama PPKM dan serta alasannya.

“Kenapa masjid ditutup sementara pasar boleh buka dengan prokes? Hukum shalat jamaah di masjid menurut jumhur ulama itu sunnah, bukan wajib,” cuit Gus Nadir.

Gus Nadir menegaskan bahwa umat Islam masih bisa shalat di rumah. Akan tetapi, jika pasar ditutup maka masyarakat bisa mati kelaparan.

“Ente masih bisa shalat di rumah Kalau pasar ditutup, ente mau mati kelaparan?,” ujar Gus Nadir.

Karenanya, Gus Nadir meminta umat Islam agar berpikir dengan jernih soal perkara yang mana wajib dan mana yang tidak wajib.

Baca Juga: Ustaz Adi Hidayat Soal Penutupan Masjid: Jangan Ada Kalimat Tutup Masjid, Jangan Keliru!

“Makanya mikir dong mana perkara yang kategori wajib dan yang tidak!,” tegasnya.

Sebelumnya, sejumlah pihak memprotes aturan PPKM Darurat terkait penutupan masjid dan peniadaan shalat jamaah di masjid.

Salah satu pihak yang menentang kebijakan itu yakni pendakwah kondang, Ustaz Abdul Somad alias UAS.

Bahkan, UAS dalam sebuah video ceramahnya ampak emosi dan kecewa dengan aturan dari pemerintah tersebut.

Ia kecewa lantaran pemerintah menutup masjid selama PPKM Darurat sementara tempat umum, seperti mal dan pasar masih dibuka.

“Melarang orang ke masjid, tapi di mal, di pasar malah dibiarkan. Di mana letak hati kecilmu?,” ujar UAS dengan nada tinggi.

Menurutnya, berkumpul di masjid tidak terlalu berbahaya sebab saat ibadah menurutnya orang hanya menetap di ruangan selama 5 hingga 10 menit saja. Tidak sampai berjam-jam atau berlama-lama.

Oleh karena itu, UAS mempertanyakan kepada pemerintah apakah mereka tak malu dengan Allah SWT lantaran telah menutup masjid.

“Tak malukah engkau nanti berjumpa dengan Allah? Di masjid orang hanya 5-10 menit, Hanya 5 menit saja di masjid. Sementara orang lain duduk lima jam di mal dan di pasar,” ujarnya.

Load More